TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam tempo setahun terakhir industry asset kripto melaju bak roller coaster, menanjak tinggi hingga kemudian anjlok dalam. Ambil contoh Bitcoin (BTC), sebagai asset kripto terpopuler.
Nilai BTC telah melesat dari USD 8 ribuan di awal 2020 hingga menahbiskan rekor tertinggi pada April 2021 dengan nilai USD 64 ribu per BTC.
Setelahnya, nilai BTC amblas dalam hingga separuhnya hingga ke angka USD 32 ribu per BTC pada 23 Juli 2021.
Bagi investor retail yang sebagiannya merupakan masyarakat awam yang baru belajar mengenal asset kripto, fluktuasi ekstrim Bitcoin terlihat menyeramkan.
Meskipun, sejatinya, jika ditengok dari kelahirannya di tahun 2009, harganya stabil menanjak.
Dari 800 sen dollar AS per BTC pada Oktober 2009 menjadi puluhan ribu USD per hari ini. Jadi jelas, nilainya terus meningkat pasti dari tahun ke tahun.
Pun demikian, banyaknya pemberitaan menyangkut instabilitas nilai asset kripto membuatnya seolah menjadi barang yang panas untuk disentuh.
Baca juga: Perkenalkan Aset Digital, Upbit Gelar Even Airdrop 10 btc
Namun, Gabriel Rey CEO Triv.co.id menyebutkan, bahwa masyarakat tidak seharusnya menjauhi asset kripto jika mereka memahami karakternya.
“Berinvestasi pada asset kripto pada prinsipnya sama halnya dengan berinvestasi pada berbagai asset lainnya, seperti property, saham, emas dan lain sebagainya.
Jika kita memasuki pasar tanpa informasi dan riset memadai mengenai berbagai asset tersebut, kemungkinan besar kerugian akan menanti,” kata pria yang akrab disapa Rey tersebut.
Demi memberikan panduan bagi para investor ritel maupun institusional, Triv.co.id sebagai platform jual beli Bitcoin terkemuka merilis Triv Research : Crypto Juli Market Research & Commentary.
“Riset yang bisa disimak lengkapnya di bit.ly/TrivMedia ini akan menjadi panduan bagi para enthusiast maupun calon peminat asset kripto baik yang bersifat investor ritel maupun investor institusional dalam membaca tren pasar asset kripto dalam jangka panjang,’’ ujar Rey.
Rey menjelaskan, latar belakang Triv Research Team dalam merilis riset ini karena melihat industri aset kripto tengah berhadapan dengan kompleksitas produk yang ditawarkan baik kepada investor retail maupun institusi.
Ditambah lagi dengan berbagai negara yang mencoba mengatur perkembangan produk asset kripto di negaranya.