Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) menuntaskan pembangunan infrastruktur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), atau Tol Listrik Flores sepanjang 864 kilometer sirkuit (kms) dari Labuan Bajo sampai Maumere, dengan nilai investasi Rp 1,1 triliun.
Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda menyampaikan, kondisi sistem kelistrikan Pulau Flores saat ini memiliki daya mampu sebesar 104,1 Megawatt (MW), dengan beban puncak untuk melayani pelanggan total sebesar 71,6 MW.
Dari total 104,1 MW pembangkit di Flores, selama ini terpisah dalam dua sistem, yaitu Sistem Flores Bagian Barat dan Sistem Flores Bagian Timur.
Baca juga: Viral Video Pria Ludahi Petugas PLN, Berstatus Pelanggan Prioritas, Menunggak Rp 719.749
Untuk Sistem Flores Bagian Barat kapasitas total pembangkit 40,7 MW, antara lain PLTMG Rangko 23 MW dan PLTD Golobilas 3,4 MW di Labuan Bajo, PLTP Ulumbu 10 MW, PLTD Faobata Bajawa 2,2 MW di Kabupaten Manggarai, serta pembangkit lainnya.
Sistem Flores Timur memiliki kapasitas total 63,4MW, dengan pembangkit antara lain, PLTMH Ndungga 2 MW, PLTS Wewaria 1 MW, PLTD Mautapaga 3 MW, PLTU Ropa 14 MW di Ende, dan PLTS Waeblerer 1 MW, PLTD Wolomarang 3 MW dan PLTMG Maumere 40 MW di Kabupaten Sikka.
"Sebelumnya, Sistem Flores Barat cadangannya terbatas, sehingga mudah defisit jika ada gangguan salah satu pembangkit besar, dan Sistem Flores Timur cadangannya sangat mencukupi," ujar Huda, Sabtu (31/7/2021).
Dengan bergabungnya kedua sistem, kata Huda, maka cadangannya menjadi sangat mencukupi dan membuat sistem lebih efisien, serta dapat menurunkan biaya operasi sekitar 3 persen sampai 4 persen.
Menurutnya, untuk mendukung keandalan suplai di Sistem Flores telah beroperasi 11 Gardu Induk dengan kapasitas 225 MVA, dan saluran transmisi sepanjang transmisi 864 kms yang terdiri dari 1.319 tapak tower tersebar di seluruh Kabupaten Flores.
"Terakhir, Gardu Induk Aesesa di Kabupaten Nagekeo yang sudah energize pada 4 Juni 2021," ucapnya.
Diketahui, saat ini rasio elektrifikasi Provinsi NTT mencapai 88,82 persen dan rasio desa berlistrik telah mencapai 96,57 persen per Juni 2021.