TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga saham Bukalapak melejit sejak sesi pencatatan saham perdana, Jumat (6/8/2021).
Saham Bukalapak dengan kode 'BUKA' ini berhasil naik 24,71 persen atau menyentuh batas atas auto rejection (ARA) dalam sesi pencatatan saham perdana.
Adapun kenaikan dari Rp 850/saham menjadi Rp 1.060/saham atau naik 210 poin.
BUKA melepas 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Adapun jumlah seluruh nilai IPO saham itu mencapai Rp 21,9 triliun.
Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, Bukalapak menjadi perusahaan teknologi unicorn pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Baca juga: Raih Rp 21,9 T Dari IPO, Bukalapak Rencanakan untuk Ini
"Selain itu, dengan jumlah dana yang berhasil dikumpulkan sebesar Rp 21,9 triliun, menjadikan IPO Bukalapak sebagai yang terbesar dalam sejarah bursa saham di Indonesia," kata Inarni dalam keterangan pers, Jumat (6/8/2021).
Inarno berharap langkah BUKA ini akan diikuti oleh perusahaan-perusahaan teknologi lain guna semakin meningkatkan kapitalisasi pasar modal tanah air.
“Kami menyambut Bukalapak ke dalam daftar ternama perusahaan publik di BEI. Momen ini merupakan sebuah tonggak sejarah dan era baru bagi BEI," katanya.
Achmad Zaky masuk jajaran orang terkaya
Seiring dengan itu, pendiri Bukalapak, Achmad Zaky, masuk jajaran orang terkaya di Indonesia.
Dilansir dari Forbes, Sabtu (7/8/2021), Bukalapak berhasil meraup dana senilai 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 21,9 triliun melalui IPO.
Saat ini, valuasi pasar Bukalapak tercatat mencapai 7,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 110,2 triliun.
Pada awal tahun 2020, Zaky memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak yang saat ini diduduki Rachmat Kaimuddin.