Neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juli 2021 secara keseluruhan, tercatat surplus 14,42 miliar dolar AS.
Capaian tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun 2020 sebesar 8,65 miliar dolar AS.
"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," ucap Erwin.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk mendukung pemulihan ekonomi," sambungnya.
Erwin melanjutkan, surplus neraca perdagangan Juli 2021 dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat dan defisit neraca perdagangan migas yang lebih rendah.
Pada Juli 2021, surplus neraca perdagangan nonmigas sebesar 3,38 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan dengan surplus pada Juni 2021 sebesar 2,39 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas pada Juli 2021 tetap kuat sebesar 16,71 miliar dolar AS, meskipun sedikit menurun dibandingkan dengan capaian pada bulan sebelumnya sebesar 17,31 miliar dolar AS.
Ekspor komoditas berbasis sumber daya alam, seperti crude palm oil (CPO) dan nikel tercatat meningkat.
Sementara sejumlah produk manufaktur, seperti mesin dan perlengkapan elektrik, serta kendaraan dan bagiannya, tetap kuat.
Ditinjau dari negara tujuan, ekspor nonmigas ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang tetap tinggi sejalan pemulihan permintaan global.
Untuk kinerja impor nonmigas tetap baik pada seluruh komponen, sejalan dengan perbaikan ekonomi domestik yang berlanjut.
Adapun, defisit neraca perdagangan migas menurun dari 1,07 miliar dolar AS pada Juni 2021 menjadi 0,79 miliar AS pada Juli 2021, dipengaruhi oleh penurunan impor migas yang lebih dalam dibandingkan dengan ekspor migas.(Tribun Network/ism/wly)