Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Utara (Sulut) Arbonas Hutabarat BI mengakselerasi penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk sistem pembayaran.
Arbonas menuturkan adaptasi digital payment saat ini semakin meningkat terutama secara nasional.
Baca juga: Setelah Thailand, BI Siapkan Kerjasama QRIS dengan Malaysia QR Payment
Namun demikian adopsi teknologi digital di Sulawesi Utara cenderung lambat karena berbagai faktor.
"Ada beberapa faktor adopsi digital payment berjalan lambat seperti keamanan bertransaksi, belum memahami cara bertransaksi digital, tidak memiliki rekening di bank, dan tidak memiliki perangkat," ucapnya dalam webinar yang digelar Tribun Network, Senin (23/8/2021).
Baca juga: BI Kebut Penggunaan QRIS Antarnegara, Siapkan Enam Langkah Jaga Stabilitas Makro Ekonomi
Catatan tersebut akan menjadi tugas Bank Indonesia untuk terus melakukan langkah sosialisasi lebih masif ke depan.
BI menerangkan hasil survei internal tahun 2020 bahwa omzet UMKM ekonomi kreatif turun drastis.
Baca juga: Bank Indonesia Uji Coba Interkoneksi QRIS dan Thai QR Payment
Hal itu diakibatkan turunnya kunjungan wisatawan dan ketersediaan bahan baku terbatas.
"Sejumlah UMKM melakukan inovasi variasi produk untuk bisa bertahan hidup. Kemudian program restrukturisasi kredit dan pemanfaatan media sosial. Ini yang penting untuk peningkatan pemasaran," ucap Arbonas.
Bank Indonesia pun memastikan sebanyak 286 ribu UMKM telah menerima stimulus ekonomi Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM).
"Dana yang sudah digelontorkan dari APBN sebesar Rp690 miliar kepada UMKM atau sebanyak 2,4 juta penerima," kata dia.