TRIBUNNEWS.COM – Saking gemarnya masyarakat Indonesia mengonsumsi sambal, muncul adagium “makan terasa tidak lengkap kalau tidak pakai sambal” — yang tampaknya diamini oleh banyak orang, khususnya pencinta sambal.
Sambal memang merupakan ciri khas dari budaya kuliner Indonesia. Setiap daerah bahkan memiliki sambal khas masing-masing. Riset dari Peneliti Ilmu Pangan Senior Universitas Gadjah Mada, Murdijati Gardjito, menemukan ada 322 jenis sambal di Nusantara.
Maka itu, adalah lumrah jika para pelaku bisnis memberdayakan keunikan sambal dari berbagai daerah di Indonesia. Komodifikasi sambal tak hanya bersahabat sebagai peluang usaha, tetapi juga membuka akses bagi konsumen untuk dapat mencicipi aneka sambal dari berbagai daerah.
Hal inilah yang dijalankan oleh Imam Masyhuda, pemuda asal Balikpapan, Kalimantan Timur, pendiri Sambal Raja Roa.
Didirikan pada tahun 2014 silam, Sambal Raja Roa adalah UMKM yang menjual berbagai sambal khas warisan Indonesia dengan kualitas premium. Ada beberapa varian yang ditawarkan oleh Sambal Raja Roa, di antaranya sambal roa, sambal ebi, sambal cumi, dan sambal cakalang.
Kepada Tribunnews melalui sambungan telepon pada Rabu (18/8/2021), Imam bercerita mengenai perjalanan singkatnya membangun Sambal Raja Roa, mendongkrak penjualan lewat platform online, hingga bangkit dari pukulan pandemi.
Imam masih duduk di bangku kuliah semester akhir saat ia mendirikan bisnisnya pada tahun 2014.
Lantas, mengapa harus sambal roa? Ada kenangan personal yang mendorongnya untuk menjadikan sambal roa sebagai produk unggulannya.
Suatu hari, ibu mertuanya yang asli Manado memasak sambal roa untuknya. Ketika mencicipinya, Imam mendadak jatuh cinta dengan rasanya. Selanjutnya, ia menawarkan sambal roa tersebut pada teman-teman sejawatnya. Pendapatnya pun sejalan: sambal roa bikinan mertua Imam tak ada lawan!
“Ibu mertua saya waktu itu masak sambal roa. Itu pertama kali saya mencobanya. Enak, enak banget. Saya juga menawarkan sambal itu kepada teman-teman saya. Respons mereka bagus. Enak. Akhirnya saya dan istri memutuskan, yuk, kita jual sambal roa ini,” cerita Irwan.
Gagasan untuk membuka bisnis sambal pun melintas di benaknya. Sejak itu pula ia berniat untuk membagikan cita rasa sambal roa yang lezat kepada masyarakat luas melalui Sambal Raja Roa.
Imam meminta sang mertua untuk mengajarkannya meracik sambal roa. Hingga akhirnya, kini ia dan istrinya sudah mampu memasak beragam resep sambal.
Mencoba peruntungan di platform online
Pada tahun 2021, Sambal Raja Roa menjadi produk favorit dan bertengger di jajaran makanan lokal khusus sambal terbaik di salah satu marketplace. Namun, pencapaian itu tak diraih melalui jalan mulus.
Awalnya, sebelum go online, Imam banyak bereksperimen dalam berjualan. Tak terkecuali dengan cara konvensional, yakni berjualan keliling menggunakan gerobak. Bahkan, ketika ia sedang bekerja kantoran di sektor BUMN, ia masih getol menjual sambal roa racikannya.
“Saya sempat mencoba beberapa bisnis, alhamdulillah Sambal Raja Roa yang bertahan sampai hari ini. Akhirnya pada tahun 2019, saat saya sedang kerja di BUMN dan sering dipindah-pindah ke daerah lain, saya berdiskusi dengan istri. Kita putuskan, bismillah, kita fokus berjualan sambal,” ungkap Imam.
Saat itu, Imam menghadapi rintangan yang lumrah dihadapi pemula, yakni kewalahan mengeluarkan modal banyak, terlebih pasca melepas jabatannya sebagai pegawai. Namun hal itu tetap ia lakukan demi membuat produk sambalnya unggul di antara produk sambal khas nusantara lainnya.
“Packaging-nya saya desain ulang. Saya hire desainer untuk mendesain boks hingga label. Kendala berikutnya, karena saya tak lagi dapat gaji bulanan ya, kira-kira 3 bulan itu saya keluarin duit terus buat operasional, developing, marketing. Baru setelah itu kelihatan untungnya,” sambung Imam.
Momen yang menjadi titik balik kesuksesan Sambal Raja Roa adalah saat mulai berjualan online. Pada 2019, ia memutuskan untuk mulai menjajal kanal digital, seperti media sosial dan marketplace.
Untuk mengeskalasi bisnisnya, Imam pun memilih Tokopedia sebagai marketplace utama memasarkan produknya ini. Lewat Tokopedia, Imam merasakan bagaimana bisnis sambal miliknya berkembang.
“Saya memilih Tokopedia karena sangat terbantu dengan berbagai kemudahan yang ada. Pihak Tokopedia sangat in charge ke seller dan mengurusi banyak hal serta keperluan dari Sambal Raja Roa.” ujarnya.
Semenjak bergabung pada 2019 lalu, Imam merasakan banyak keuntungan di Tokopedia. Bahkan, dua produk unggulan Sambal Raja Roa, sambal roa dan cakalang, jadi produk favorit pelanggan Tokopedia.
Imam tidak menyangka dampak dari berjualan online sangat mendorong perkembangan bisnisnya. Terbukti, penjualannya meningkat drastis. Dalam sebulan, ia bisa meraih omzet hingga Rp 50 juta berkat gencarnya pesanan dari marketplace, terutama Tokopedia.
Setelah mengalami peningkatan penjualan, Imam tak lantas merasa puas. Menurutnya, ada banyak hal yang bisa dikembangkan oleh bisnisnya tersebut, termasuk meningkatkan kualitas pelayanan.
“Untuk menjaga rasa, saya memastikan takaran dalam setiap kemasan produk sambal Raja Roa terjaga dan konsisten jumlahnya dan untuk menjaga kualitas kemasan, kami menggunakan plastik yang tahan benturan agar aman saat produk dikirimkan ke pelanggan,” ungkapnya.
Alhasll, banyak pelanggan yang jatuh cinta dengan Sambal Raja Roa; tak jarang pula yang repeat order. Di antara segudang testimoni positif, paling banyak adalah yang mengatakan sangat menyukai produk Raja Roa lantaran kelezatan rasa dan konsistensi komposisi porsi lauk di dalamnya.
Berkembang lewat digitalisasi
Tak hanya menyediakan wadah berjualan, Tokopedia juga kerap membantu menggeber penjualan Sambal Raja Roa melalui kampanye belanja dan berbagai fitur. Imam mengaku mendapatkan peningkatan keuntungan tiga kali lipat lewat Kumpulan Toko Pilihan (KTP) di Tokopedia.
Selain itu, Imam juga memanfaatkan fitur iklan atau TopAds untuk memperluas jangkauan produk miliknya.
Dengan beriklan melalui TopAds, ia mendapatkan pelanggan dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri. Beberapa minggu lalu sebelum tulisan ini dibuat, Sambal Raja Roa menggaet pembeli dari Kamboja.
Imam sangat berterima kasih dengan beragam fitur bagi penjual di Tokopedia. Beragam tantangan sukar dapat dilalui, terutama dalam menghadapi gempuran pandemi, di mana omzetnya sempat terjun hingga 80 persen.
Untunglah, program kampanye belanja dan fitur-fitur tersebut membuat harapannya kembali pulih. Perlahan, Sambal Raja Roa kembali menjemput pundi-pundi keuntungannya. Omzetnya naik 50 persen dari angka total sebelum pandemi.
Meski tak menyebutkan angka pasti, Imam memperkirakan bisa meraup belasan hingga puluhan juta rupiah per bulan pasca bangkit dari pandemi. Tentunya, jumlah ini dapat meningkat seiring waktu.
Imam tak ingin kisah sukses bertahan di masa krisis ia cicipi sendiri. Untuk itu, ia mengajak pelaku UMKM lainnya agar berani mengembangkan bisnis dengan menggencarkan penjualan di marketplace.
“Sekarang menurut saya pindah ke marketplace dan aktif di media sosial adalah cara terbaik untuk mengembangkan bisnis. Kita dapat menaruh link toko online milik kita di marketplace pada akun media sosial untuk mempermudah pelanggan,” imbuh Imam.
Penulis: Muh. Fitrah Habibullah/Editor: Bardjan