News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sri Mulyani: Vaksinasi Turunkan Risiko Kematian Akibat Covid-19

Penulis: Yanuar R Yovanda
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pemberian vaksin Covid-19 oleh Nakes kepada warga di perumahan Aquila Vailley, Ciseeng, Jawa Barat, Sabtu(28/8/2021). 500 vaksin Sinovac tahap pertama di berikan kepada warga masyarakat umum yang tinggal dikawasan tersebut. WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan menyatakan, Indonesia masih tetap mencatatkan kasus baru Covid-19, tapi dengan penurunan jumlah kematian dan tingkat keterisian rumah sakit. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, vaksinasi menjadi kunci untuk menurunkan risiko kematian akibat Covid-19. 

“(Vaksinasi) untuk menahan dari (penambahan) jumlah kasus di rumah sakit dan meninggal,” ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Senin (30/8/2021). 

Sri Mulyani menjelaskan, kasus harian Covid-19 di Indonesia, khususnya wilayah Jawa dan Bali sudah menurun sekira 87 persen. 

Kemudian, perbandingan jumlah kasus harian Indonesia dengan dunia juga semakin baik yakni keluar dari 10 besar terbanyak. 

Baca juga: Kasus Covid-19 Sudah Turun, Sri Mulyani Cemaskan Kemacetan di Puncak

Per 28 Agustus 2021, kasus harian di Indonesia sudah keluar dari 10 besar dunia dengan angka 14.200 atau 52 setiap 1 juta populasi. 

Baca juga: Tiga Kloter Vaksin Datang ke Indonesia Hampir dalam Waktu Bersamaan

Sementara, Amerika Serikat (AS) mencatatkan angka tertinggi yaitu 145.700 kasus harian atau 440 setiap 1 juta populasi. 

Selain itu di Asia Tenggara, ada Malaysia menduduki posisi 7 dengan 21.500 kasus atau 663 per 1 juta populasi dan Thailand dengan 18.200 kasus atau 260 per 1 juta populasi. 

Sri Mulyani menambahkan, kasus di Indonesia masih relatif kecil jika dihitung per populasi, tapi kasus kematian masih cukup tinggi yaitu berada di peringkat 7. 

“Ini masalah jiwa manusia. Jadi, kita tidak mau bicara soal statistik saja,” pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini