News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Bahayanya Material Timbal Pada Cat Kayu dan Besi Terhadap Risiko Kesehatan

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Ngecat dinding

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Selama ini bahan timbal menjadi momok menakutkan bagi keluarga yang akan mengecat permukaan dinding dan pagar besinya di rumah.

Ini karena material timbal yang terdapat pada cat berisiko merugikan kesehatan manusia.

Timbal merupakan logam beracun yang berbahaya bagi manusia dan apabila terpapar dalam jumlah yang melebihi batas toleransi. Paparan tersebut dapat menyebabkan gangguan pada tubuh hingga syaraf.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa paparan timbal menelan biaya kesehatan umat manusia hingga mencapai 977 miliar dollar AS setiap tahunnya.

Angka ini setara dengan Rp 14.090 triliun (kurs Rp14.422 per dollar AS).

Mirisnya, sebagian besar beban ini dialami keluarga di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca juga: Gandeng Tekno Body Repair, Wuling Buka Layanan Bengkel Bodi dan Cat di 5 Kota Besar

Industri cat Tanah Air sejak beberapa tahun lalu berinisiatif menghentikan penggunaan bahan timbal ini pada produknya. Satu diantaranya seperti yang dilakukan Mowilex.

Presiden Direktur Mowilex Niko Safavi dalam diskuski virtual dengan media baru-baru ini mengatakan, setelah berhenti memproduksi cat kayu dan besi yang mengandung timbal pada 2019, Mowilex berada satu tahun lebih awal dari target penghentian yang ditetapkan oleh Aliansi Global untuk Menghilangkan Cat Bertimbal.

Aliansi yang diorganisir oleh WHO dan Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, melaporkan bahwa 79 negara telah menetapkan batasan yang mengikat secara hukum untuk produksi, impor, dan penjualan cat bertimbal per Desember 2020.

Batasan tersebut bervariasi di tiap negara, 90 ppm di Amerika Serikat, 100 ppm di Swiss, 1.000 ppm di Australia dan Selandia Baru.

Saat ini Indonesia masih memiliki batas fakultatif 600 ppm, meskipun menurut informasi yang diperoleh dari situs web Kementerian Perindustrian RI, rencananya akan ada
rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI), tentang mainan anak, eco-label, serta cat emulsi, dan ambang batas kandungan timbal yang akan ditetapkan yakni sebesar maksimal 90 ppm.

Baca juga: Indonesia Tetap Tujuan Investasi Menarik, Mowilex Lanjutkan Pembangunan Pabrik Baru di Cikande

Direktur dan Kepala Riset dan Pengembangan Produk Mowilex, Novina Tjahjadi, mengatakan, bahan alternatif pengganti timbal untuk cat pelapis kayu dan besi memang lebih mahal.

"Namun mengikuti batas aman untuk pelanggan adalah prioritas Mowilex sehingga kami memilih untuk mengembangkan formula baru yang sesuai dengan ambang batas aman (yaitu di bawah 90 ppm) tanpa mempengaruhi kinerja dan kualitas produk," ungkap Novina Tjahjadi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini