Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menargetkan rehabilitasi 1.500 hektare mangrove di Provinsi Papua dengan melibatkan sekira 2.000 masyarakat.
Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari menerangkan, pulihnya ekosistem mangrove bisa mengembalikan fungsi ekologi mangrove sebagai tempat pemijah biota laut, seperti ikan, udang dan kepiting.
"Karena kegiatan PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) ini memang diadakan untuk membantu masyarakat yang hidup berdampingan dengan ekosistem mangrove. Kembalinya ikan, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat," ujar Ayu dalam keterangannya, Jumat (17/9/2021).
Baca juga: Cegah Pembakaran Lahan, Metode Demplot Paludikultur Diterapkan di Lahan Gambut Kalteng
Ayu berujar, saat menyusuri ekosistem mangrove di Kampung Armopa yang ditemani oleh Kepala Kampung dan Kepala BPDASHL Membrano, pemandangan alam di wilayah tersebut memiliki potensi untuk dijadikan daerah wisata.
"Ekowisata dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat juga," kata Ayu.
Luasan target rehabilitasi mangrove di Provinsi Papua adalah 1.500 haktare yang tersebar di 8 Kabupaten dengan 78 kelompok masyarakat atau melibatkan sekitar 2000 masyarakat.
Baca juga: Cegah Kebakaran Lahan Gambut, BRGM Bangun Sekat Kanal di Banyuasin
"Pola pelaksanaan penanaman mangrove BRGM dilakukan dengan masyarakat langsung, sistem pembayarannya pun melalui transfer langsung ke rekening pelaksana," tutur Ayu.
Kampung Armopa, Distrik Bonggo, Kab. Sarmi merupakan lokasi target penanaman mangrove BRGM tahun ini dan pada Rabu (15/9) dilakukan penanaman mangrove perdana.
Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Penanaman Pohon Bakau, Adrian Senis, Masyarakat di Kampung Armopa yang menggantungkan hidupnya pada penangkapan ikan ini, menyambut baik program PEN BRGM yang diselenggarakan bersama BPDASHL Membrano ini.
Menurut Andrian, masyarakat merasa adanya perhatian khusus dari pemerintah pusat, terutama Presiden Joko Widodo dan BRGM yang sangat peduli pada masyarakat dalam menghadapi pandemi ini.
"Kami terbantu dengan program ini karena sekarang ada pendapatan pasti," kata Adrian.
Baca juga: Antisipasi Kebakaran Gambut di Kalimantan Perlu Libatkan Masyarakat dan Kolaborasi Lintas Sektor
Keantusiasan masyarakat, kata dia, terlihat jelas dalam keikutsertaan warga dan bergotong royong dalam menyukseskan penananaman mangrove seluas 40 hektare di Kampung Armopa.
"Kelompok kami beranggota 50 orang, tapi semua masyarakat juga terlibat dalam pekerjaan ini, kita gotong royong. Masyarakat merasa terpulihkannya mangrove bisa jadi sarang ikan bagi warga kampung, jadi mereka gak susah ke laut lagi cari ikan," ujar Adrian.