Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badai krisis yang sedang dialami oleh perusahaan raksasa real estate Tiongkok, Evergrande, membuat mayoritas mata uang kripto menjadi rontok.
Dilansir Forbes, aksi jual aset kripto yang begitu masif dalam beberapa hari terakhir, disebabkan karena munculnya kekhawatiran The Evergrande Group gagal membayar utang yang bisa berdampak pada pelemahan ekonomi Tiongkok.
Meski aset kripto sudah mulai rebound, namun masih membuat para investor waspada.
Di tengah ancaman badai krisis di Negeri Tirai Bambu dan masih tingginya volatilitas nilai aset kripto, perusahaan startup karya anak bangsa berorientasi global, Litedex.io justru optimistis dengan menghadirkan fitur swap terdesentralisasi.
CEO Litedex.io, Andrew Suhalim mengatakan, sebagai platform decentralized exchange, Litedex.io mengusung konsep dari blockchain, yaitu desentralisasi.
“Dengan mengadopsi sistem desentralisasi, maka transaksi perdagangan aset digital di litedex.io akan dikendalikan secara otomatis yang dijalankan oleh kontrak pintar atau smart contract,” kata Andrew dalam keterangannya, Jumat (24/9/2021).
Baca juga: China Nyatakan Seluruh Transaksi Kripto adalah Ilegal, Harga Bitcoin Terjun Bebas
Baca juga: Transaksi di Pasar Saham Meningkat Signifikan, IHSG Naik 0,63 Persen Dalam Sepekan
Dengan kata lain, tambah Andrew, transaksi pertukaran aset kripto dipegang langsung oleh setiap user di wallet pribadi dan tidak melibatkan pihak ketiga dalam penyimpanan aset digital tersebut.
“Skema desentralisasi ini menjadi sebuah opsi tambahan untuk pasar cypto di Indonesia, yang lebih banyak menggunakan sistem sentralisasi,” tambahnya.
Baca juga: Tak Perlu Lagi Kartu Kredit, Transaksi di App Store Sekarang Bisa Pakai GoPay
Sebagai platform decentralized exchanged, litedex.io mengadopsi blockchain popular dunia, seperti Binance Smart Chain (BSC).
“Strategi ini akan membuat ekosistem pasar litedex.io akan semakin besar karena berorientasi global,” katanya.