TRIBUNNEWS.COM - Bisnis dalam sektor pendidikan merupakan bisnis yang menjanjikan untuk dijalani sebagai ladang usaha. Bahkan bisnis pendidikan bisa menghasilkan keuntungan besar jika Anda bisa mendapatkan supply barang di bidang pendidikan dan mampu memasarkannya dengan baik, sehingga kebutuhan sekolah terpenuhi.
Soalnya pendidikan adalah salah satu kebutuhan pokok yang akan selalu dibutuhkan oleh manusia sebagai bekal masa depannya sehingga dapat meraih kehidupan yang layak dan nyaman.
Oleh karena itu, tak heran kalau seluruh jenis produk pendidikan selalu laris manis di pasaran, seperti pengadaan alat tulis, buku hingga pengadaan peralatan belajar elektronik mulai dari laptop, printer maupun tablet.
Itulah yang dirasakan oleh para UKM pendidikan yang berhasil dihubungi oleh tim Pintek, salah satunya yaitu Yoshua Duta Budi Pragiwaksa selaku Direktur CV Simha Duta yang mengaku berhasil menembus omzet lebih dari Rp 1 miliar di tahun pertamanya terjun ke bisnis pendidikan.
Lebih lanjut Yoshua mengatakan bahwa bisnisnya kian berkembang sejak bergabung di SIPLah dan kini sudah memiliki empat perusahaan masih di bidang pendidikan tapi fokus ke produk bisnis yang berbeda.
Peluang UKM pendidikan mendapatkan proyek besar juga didukung dengan adanya program Dana BOS dari pemerintah yang ditujukan kepada satuan pendidikan di seluruh Indonesia agar dapat lebih mudah melaksanakan Pengadaan Barang Jasa (PBJ).
Pasalnya, sekolah yang mendapatkan Dana BOS diharuskan untuk melakukan PBJ melalui SIPLah. Ketentuan tersebut tertuang dalam Permendikbud No 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa oleh Satuan Pendidikan.
Tantangan UKM pendidikan dalam mengembangkan bisnis
Menurut hasil wawancara tim Pintek dengan beberapa UKM pendidikan, mayoritas mengatakan bahwa tantangan terbesar dalam mengembangkan bisnis adalah masalah dana.
“Tantangan utama yang saya alami adalah masalah dana karena sekolah melakukan pesanan barang, saya harus menyediakan di awal dan baru sekolah membayar. Jadi memang membutuhkan modal yang besar,” ucap Yoshua dari CV Simha Duta.
UKM lainnya yakni Ma’ruf Ikhsan dari CV Insan Kencana juga mengungkapkan kalau tidak ada modal, maka realisasinya adalah nol dan akan sangat berpengaruh dengan kelangsungan bisnis.
“Saya harus menyiapkan dana terlebih dahulu untuk bisa memenuhi seluruh pesanan dari sekolah karena percuma kalau banyak pesanan tapi tidak punya modal yang cukup, ya hasilnya juga nihil,” ungkap Ikhsan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa modal yang memadai akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan bisnis karena UKM dapat memenuhi seluruh permintaan dari lembaga pendidikan.
Pintek Berikan Solusi Pendanaan untuk UKM Pendidikan