TRIBUNNEWS.COM - Meski di tengah pandemi Covid-19, kebutuhan GPS tracker di Indonesia rupanya mengalami peningkatan.
GPS Fox Logger melaporkan, pada semester I/2021, product sold (unit terjual) melonjak 79,4% yakni mendekati 50 ribu unit, di bandingkan pada Januari-Juni 2020 hanya 25.530 unit.
Hal ini tak epas dari dua sosok pendiri Fox Logger yakni, Alamsyah Cheung dan Darren Suciono.
Sebelum menjadi seorang entrepreneur, Alamsyah merupakan seorang salesman keliling sebuah produk GPS untuk kendaraan roda empat.
Sambil kuliah di London School of Public Relations (LSPR) Jakarta, ia menjajakan produk GPS di pasar-pasar otomotif, terutama di seputaran pasar mobil Kemayoran dan ITC Fatmawati, Jakarta.
"Saya tinggal pasarkan barang punya bos, nanti dapat cuan dari selisih harga jual," katanya.
Setelah beberapa tahun menjadi salesman, Alamsyah akhirnya terdorong untuk memberanikan diri membangun bisnisnya sendiri di produk yang sama.
Meyakini besarnya potensi bisnis GPS ini, Alamsyah pun menggandeng Darren, alumnus President University yang mahir dalam online marketing.
"Sebab, data real time yang disajikan GPS tracker akan memberikan informasi posisi kendaraan secara presisi, yang tentunya bisa membantu melacak kendaraan seandainya terjadi pencurian. Selain itu, GPS tracker juga membantu produktivitas serta efisiensi kendaraan," ujar Alamsyah.
Pada tahun 2015, mereka kemudian mulai mengibarkan Fox Logger Indonesia, dengan produknya yang diberi merek Fox Logger GPS Technology.
Tak hanya menjual produk, Fox Logger juga berkomitmen menjaga komunikasi dengan konsumen melalui layanan customer service 24 jam.
“Kami percaya, bisnis itu seringkali tumbuh dari word of mouth yang baik. Kalau pelanggan puas, mereka akan merekomendasikannya ke pihak lain,” kata Alamsyah.
Kebanyakan yang menjadi klien Fox Logger adalah perusahaan dan pemerintah daerah.
Salah satunya adalah Pemprov DKI yang memanfaatkan Fox Logger GPS Technology untuk truk sampah dan bus sekolah.
"Kami bangga produk anak bangsa ini menjadi kepercayaan perusahaan dan pemerintahan,” ujar Alamsyah.
Seiring perkembangannya, produk GPS yang dikeluarkan makin bervariasi, tidak hanya GPS tracker saja.
Mereka juga memasarkan GPS tracker untuk jemaah umroh/haji, narapidana, termasuk juga untuk penderita Covid-19 yang tengah melakukan isolasi mandiri.
Alamsyah dan Darren pun membagikan tips utama untuk anak muda lainnya yang ingin menjadi enterpreneur.
Tips yang pertama, yakni fokus pada bisnis yang digeluti dengan target pasar yang jelas.
Kedua, memiliki team work yang kuat. Ketiga, jangan mudah puas. Keempat, rajin meluaskan jejaring.
Kemudian yang kelima, jangan menampik rezeki hanya karena menganggap kecil.
“Kami sering kali mendapat keuntungan besar yang bermula dari pintu masuk keuntungan yang kecil, alias rekomendasi,” ujar Alamsyah sambil tersenyum lebar. (*)