TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Untuk kedua kalinya Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini.
Kali ini ekonomi Indonesia diperkirakan hanya akan naik sebesar 3,2 persen pada 2021 ini.
Pada masa puncakya kasus pandemi Covid-19, Juli lalu, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 3,9 persen dari tahun 2020.
Penurunan proyeksi disebabkan oleh bayangan risiko global yang perlu diwaspadai ke depan, antara lain pemulihan yang tidak merata karena ketimpangan vaksin, perkembangan mutasi Covid-19, risiko inflasi, volatilitas pasar keuangan, serta menurunnya stimulus ekonomi di berbagai negara.
Baca juga: Kenali Jenis Sel Darah Manusia, Fungsi Darah, dan Jenis Penyakit Darah: Anemia hingga Limfoma
Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah akan mewaspadai risiko global tersebut.
Untuk mempertahankan pemulihan ekonomi yang telah terjadi, pihaknya memastikan kebijakan ekonomi dan fiskal akan terus diarahkan mendukung upaya pengendalian pandemi, menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi, serta akselerasi reformasi struktural.
“Dengan semangat pengendalian pandemi, pemulihan ekonomi dan reformasi yang kuat, Pemerintah berupaya untuk menciptakan pertumbuhan dan pembangunan Indonesia yang berkesinambungan dan inklusif di tengah lingkungan global yang menantang,” kata Febrio dalam siaran pers, Rabu (13/10/2021).
Baca juga: Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sekitar 3,9 Persen
Febrio menuturkan, pandemi Covid-19 hingga saat ini masih terus menjadi fokus perhatian Pemerintah.
Meski telah melewati puncak gelombang Covid-19 akibat Delta Varian, kapabilitas dalam penanganan pandemi akan terus ditingkatkan.
"Pemerintah mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga kewaspadaan dengan tetap disiplin pada protokol kesehatan serta terus menyukseskan program vaksinasi yang diharapkan dapat menjangkau 208 juta penduduk," ucap Febrio.
Adapun per 12 Oktober 2021, total vaksinasi Indonesia mencapai 157,93 juta dosis atau sekitar 28,87 persen terhadap populasi.
Baca juga: Sebelum Kudeta Militer, IMF Kirim Dana Darurat 350 Juta Dolar AS ke Myanmar
Rinciannya, dosis pertama mencapai 100,32 juta dosis (36,68 persen) dan dosis kedua 57,61 juta dosis (21,06 persen).
Seiring dengan membaiknya pandemi, Febrio mengungkapkan, momentum pemulihan ekonomi pun telah menguat khususnya sejak September 2021.
Hal ini tercermin dari berbagai indikator ekonomi, seperti mobilitas penduduk dan PMI Manufaktur yang kembali ke level ekspansif.
Febrio yakin, momentum pemulihan ekonomi akan terus berlanjut seiring perbaikan kondisi pandemi, akselerasi vaksinasi yang akan terus didorong, serta dukungan berbagai kebijakan yang supportif dan terukur.
"Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut termasuk perkembangan indikator ekonomi terkini, Pemerintah melihat outlook pertumbuhan Indonesia di 2021 di kisaran 3,7 – 4,5 persen," pungkas Febrio.
Sebagai informasi, berdasarkan WEO IMF edisi Oktober 2021, proyeksi ekonomi Indonesia tidak sedalam koreksi yang menimpa negara ASEAN-5 lainnya, yakni Thailand 1,0 persen (turun 1,1 poin) Malaysia 3,5 persen (turun 1,2 poin), Filipina 3,2 persen (turun 2,2 poin), dan Vietnam 3,8 persen (turun 2,7 poin).
Selain risiko global karena ketidakpastian pandemi Covid-19, penurunan proyeksi terjadi lantaran adanya disrupsi global supply yang berpotensi mendorong stagflasi global.
Stagflasi global adalah kondisi di mana terjadi tekanan inflasi tinggi namun dibarengi dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi.
Untuk mengatasi permasalahan struktural tersebut, IMF memberikan rekomendasi penguatan kebijakan untuk kerjasama multilateral dalam upaya akselerasi dan pemerataan vaksinasi serta mitigasi terhadap perubahan iklim. (Fika Nurul Ulya)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "IMF Pangkas Lagi Ekonomi RI, Kemenkeu: Pemerintah Waspadai Risiko Global"