Perolehn ini turun tipis 3,85 persen year on year (yoy) dari produksi periode sama ditahun sebelumnya yang sebesar 155,5 standar kargo.
Kata Arief, dari 149,5 standar kargo produksi pada sembilan bulan pertama, sebanyak 105,6 standar kargo diperuntukan untuk pasar ekspor.
Sementara sisanya sebanyak 43,9 standar kargo dialokasikan untuk pembeli domestik.
"Untuk domestik, sebanyak 42,3 standar kargo (sekitar 96 persen) untuk kelistrikan," terang Arief.
Sementara sisanya sekitar 1,6 standar kargo digunakan sektor industri termasuk pabrik pupuk. (Filemon Agung)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Harga LNG yang melambung jadi peluang bagi Indonesia