“Volume traded ini ranking karya proyek NFT, berdasarkan jumlah karya seniman atau tim pengelola NFT yang diperjualbelikan dalam sehari,” terang Prasdiman.
Superlative Secret Society mendapat sambutan baik di pasar internasional berkat karakteristiknya yang khas.
Setiap item terdiri dari karakter yang dibuat berbeda satu sama lain, sehingga tidak ada gambar yang memiliki desain sama persis.
Masing-masing karakter dari 11.110 item NFT yang dicetak dalam blockchain Etheteum ini merupakan hasil olahan programatik dari 220 lukisan tangan sang seniman, Arief Witjaksana.
Dari sisi penampilan, karakter pada rangkaian karya Superlative Secret Society berupa gambar abstrak.
Tidak seperti karakter seniman lain yang umumnya berwujud manusia, robot, binatang atau alien.
“Jadi NFT Space suka sama SuperlativeSS karena artworknya mudah digabungin. Misalnya ada gambar orang, nah karya kita jadi pola di baju atau kulitnya,” ungkap Prasdiman.
Dia pun menegaskan bahwa SuperlativeSS tidak menggunakan jasa influencer apalagi buzzer demi trending di opensea.io.
Pertumbuhan SuperlativeSS alamiah, yakni hasil perpaduan antara manajemen komunitas yang baik dan ‘kesaktian’ karya Arief Witjaksana dalam menggugah hati penikmatnya.
“Kata holder (pemilik) karya kita, lukisan Mas Arief itu menggerakkan hati banyak orang. Ibarat lukisan abstraknya Picasso di zaman modern,” klaimnya.
Seperti diketahui, NFT merupakan teknologi kripto semacam sertifikat digital yang menyatakan hak kepemilikan seseorang atas suatu karya digital.
Kode dan metadata unik dalam NFT memudahkan seniman atau kolektor untuk memastikan keaslian suatu karya digital.
Saking unik kodenya, tidak akan ada dua karya NFT yang sama di seluruh dunia.
Bahkan nilai suatu karya NFT tidak mungkin disamakan satu dengan yang lain.
“Sederhananya gini, guci yang bahan, ukuran dan modelnya sama persis bisa dipatok harga yang sama.
Tapi NFT tidak bisa, karena token NFT langka, satu- satunya di dunia,” pungkas Prasdiman.