TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rencana PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) untuk menggelar initial public offering (IPO) atau penawaran umum saham perdana alias tinggal selangkah lagi.
Perusahaan penyedia menara telekomunikasi tersebut telah memasang harga penawaran IPO dalam rentang Rp 775 - Rp 975 per saham.
Asal tahu saja, perusahaan yang 99,99% sahamnya dimiliki PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ini akan melepas 25,54 miliar saham ke publik.
Jumlah tersebut setara 29,85% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor Mitratel setelah IPO.
Alhasil, Mitratel berpotensi dapatkan dana segar, minimal Rp 19,79 triliun dan maksimal capai Rp 24,9 triliun dari aksi korporasi ini.
Baca juga: Mitratel Siap Melantai di Bursa Tahun Ini
Berdasarkan pengumuman yang dibuat perusahaan hari ini (26/10), sebesar 90% dana hasil IPO akan digunakan Mitratel untuk belanja modal.
Kemudian, sisanya akan dimanfaatkan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan lainnya.
Secara rinci, alokasi belanja modal terbagi lagi menjadi dua.
Pertama, sekitar 44% bakal digunakan untuk pengembangan organik, seperti menambah kolokasi, membangun menara baru, membangun site baru, serta ekspansi layanan digital dan fiber.
Baca juga: Mitratel Jadi Perusahaan Menara Telekomunikasi Terbesar di Indonesia Usai Telkom Alihkan 798 Menara
Kedua, sebesar 56% akan dimanfaatkan Mitratel untuk pengembangan anorganik, salah satunya melalui akuisisi menara.
Asal tahu saja, sebagian kecil saham yang dilepas, yakni 0,10% atau 25 juta saham bakal diperuntukkan bagi program Employee Stock Allocation (ESA).
Mitratel juga akan mengalokasikan 0,13% atau 112 juta saham untuk program Management and Employee Stock Option Plan (MESOP).
BRI Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek Mitratel.
Rencananya, penawaran awal IPO Mitratel akan berlangsung pada 26 Oktober 2021 hingga 4 November 2021.