Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian ESDM akan menjaga harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri tidak naik, meski harga minyak dunia mengalami kenaikan.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan, sebenarnya harga jenis BBM umum (JBU) mengikuti harga pasar.
Tetapi untuk harga jenis BBM tertentu (JBT) dan jenis BBM khusus penugasan (JBKP), belum ada pembahasan antara pemerintah dengan Pertamina.
Baca juga: Harga Minyak Mentah Global Kembali Turun Karena Lonjakan Stok AS
Menurutnya, penyesuaian harga BBM belum akan dilakukan, karena masyarakat saat ini sedang tertekan daya belinya akibat pandemi Covid-19.
"Kenaikan harga BBM ini mungkin masih sulit diterima masyarakat yang saat ini kondisinya baru mau pulih karena Covid-19. Jadi, kemungkinan pemerintah yang kira-kira ngalah sama rakyat, supaya tidak ada (kenaikan) inflasi dan tetap tenang," papar Soerjaningsih yang ditulis Kamis (28/10/2021).
Untuk menjaga keuangan Pertamina tidak rugi, kata Soerjaningsing, pemerintah akan memberikan kompensasi kepada perusahaan pelat merah tersebut.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik, Komisi VII DPR Minta Pemerintah Tak Latah Naikkan Harga BBM
"Rencananya akan dibahas, bagaimana kompensasi kepada Pertamina," ucapnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, harga keekonomian BBM jenis Pertalite berada pada posisi Rp 11 ribu per liter, tetapi saat ini Pertamina harus tetap menjual diharga Rp 7.650 per liter.
"Ini kembali lagi agar supaya tidak terjadi keresahan di masyarakat kenaikan harga. Jadi Pertamina diharapkan tetap mensupport kelancaran distribusi Pertalite yang terjangkau," tuturnya.
Saat ini, harga minyak dunia terus naik seiring kekurangan pasokan global dan permintaan yang kuat di Amerika Serikat, yang merupakan konsumen terbesar dunia.
Baca juga: Harga Minyak Goreng Naik, Kemendag Belum Berencana Operasi Pasar
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember naik 41 sen atau 0,5 persen menjadi menetap di 86,40 dolar AS per barel.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Desember berakhir 89 sen atau 1,1 persen lebih tinggi di 84,65 dolar AS per barel.
Terkoreksi
Sementara itu, harga minyak melemah untuk dua hari berturut-turut, dengan Brent mencapai level terendah dalam dua minggu. Harga minyak terseret data resmi yang menunjukkan lonjakan mengejutkan dalam persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).
Kamis (28/10), harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2021 turun 1,36 dolar AS, atau 1,6 persen menjadi 83,22 dolar AS per barel. Ini posisi terendah dalam dua minggu, setelah turun 2,1 persen di sesi sebelumnya.
Serupa, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Desember 2021 melemah 1,28 atau 1,6 persen ke 81,38 dolar AS per barel, terendah satu minggu. Pada rabu (27/10), WTI anjlok 2,4 persen.
Berdasarkan data Departemen Energi AS, stok minyak mentah Negeri Paman Sam tersebut naik 4,3 juta barel di pekan lalu. Jumlah itu dua kali lipat dari perkiraan kenaikan 1,9 juta barel yang diprediksi para analis.(Kontan)