News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Empat Pebisnis Senior Berbagi Kiat Tetap Tangguh Hadapi Krisis dan Badai Disrupsi 

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Webinar Leadership Wisdom: Building Resilience and Agility in Good Times dan Bad Times yang diselenggarakan SWA, Rabu (27/10/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi dan pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan berat bagi dunia bisnis. Selain krisis multidimensi, ke depan pebisnis juga akan menghadapi situasi serba tidak menentu.

Menghadapi kondisi tersebut, empat pebisnis Indonesia membagikan kiat dan pengalaman mereka tetap tangkas dan tangguh menghadapi krisis dan badai disrupsi yang menghantam perusahaannya.

Keempatnya adalah Adji Watono, Founder Dwisapta & Chairman Dentsul; Nurhayati Subakat, Founder & President Commisioner PT Paragon Technology and Innovation; Shanti L. Poesposoetjipto, Komisaris Utama Samudera Indonesia; dan Arfan Awaloeddin, Presiden Direktur RS Awal Bros Group dan Primaya Hospital.

“Jangan pernah menyerah dalam menghadapi masa krisis, karena kapan pun, dimana pun krisis pasti akan ada, yang penting mau bangkit, putar otak cari solusi dan berani mengambil keputusan,” ungkap Adji Watono saat tampil di webinar Leadership Wisdom: Building Resilience and Agility in Good Times dan Bad Times yang diselenggarakan SWA, Rabu (27/10/2021).

Adji Watono membagikan 6 wisdom agar perusahaan bisa keluar dari krisis:

1. Selalu berpikir positif
2. Adaptif, kreatif & inovatif
3. Ciptakan peluang-peluang baru
4. Siap bergotong royong & berkolaborasi
5. Improve all the time, go digital & lakukan continuous improvement
6. Selalu profesional & produktif.

Nurhayati Subakat, founder & President Commisioner PT Paragon Technology and Innovation menuturkan, perusahaannya memiliki lima core values yang sekaligus menjadi kunci menghadapi krisis.

Baca juga: Gen Z Kaum Rebahan? Antarestar, Bisnis Beromzet Puluhan Juta Sehari, Ternyata Milik Pemuda 19 Tahun

Lima nilai tersebut adalah (1). Ketuhanan, mencakup integritas dan kejujuran, (2). Kepedulian, saling membantu, saling peduli, termasuk berkolaborasi, (3). Kerendahan hati, rendah hati untuk mau belajar, (4). Ketangguhan, (5). Inovasi.

"Selama masa pandemi ini sebagian besar karyawan kami terutama yang di pabrik untuk produksi mereka tidak mungkin bekerja dari rumah.

Saya secara langsung memotivasi mereka.

Saya sampaikan kalau mereka kerja di tengah pandemi ini adalah sebagai ibadah untuk mempertahankan perusahaan ini, mereka ibarat pahlawan yang akan menyelamatkan perusahaan karena produksi tetap bisa jalan,” ujar Nurhayati.

Pada webinar sesi II mengangkat sub-topik Second Generation’s Perspective, Arfan Awaloeddin, Presiden Direktur RS Awal Bros Group dan Primaya Hospital dan Shanti L. Poesposoetjipto, Komisaris Utama Samudera Indonesia; membagikan pengalaman mereka sebagai generasi kedua membawa perusahaan keluarga tetap tangguh melewati berbagai krisis.

Baca juga: Facebook Ganti Nama Jadi Meta, Mark: Kita Ingin Dilihat sebagai Perusahaan Metaverse

Arfan menceritakan, di awal pandemi Covid-19 melanda, ada ketakutan dari masyarakat yang akan berobat ke rumah sakit.

Sementara dari sisi tenaga medis seperti dokter dan perawat juga tidak kalah takutnya jika harus merawat pasien positif Covid-19.

Dalam situasi demikian, para tenaga medis dan karyawan diberi pendampingan dengan psikolog untuk menenangkan dan menguatkan mereka menghadapi pasien Covid-19 yang membludak.

Dari sisi pasien juga diberi edukasi. Untuk keselamatan seluruh perusahaan ditengah pandemi, Arfan menerapkan strategi DAMO yang terdiri dari: Discover, Adventure, Momentum dan Outlook.

Discover artinya pebisnis harus mengikuti perubahan, sehingga mendapatkan contoh pengalaman baru dengan memberikan cara berbeda atau berinovasi untuk melayani.

Adventure artinya pebisnis harus mencari cara alternatif untuk terus berkembang, jangan terpaku pada satu metode.

Sementara, Momentu martinya pebisnis memperoleh momentum berupa kesempatan atau peluang bisnis baru dan Outlook artinya pebisnis harus melihat lanskap industri dari atas atau perspektif luas.

Terselamatkan oleh Digitalisasi

Shanti juga membagikan pengalamannya sebagai generasi kedua yang membawa perusahaan keluarga melewati berbagai krisis.

Dia mengakui krisis akibat pandemi saat ini dirasakan berat bagi perusahaan yang belum bertransformasi ke dunia digital.

Dia mengaku beruntung karena Samudera Indonesia sebagai perusahaan transportasi barang lintas negara dan kota sudah lama mengimplementasikan digitalisasi.

“Digitalisasi membantu kami menjadi lebih efisien karena biaya perjalanan berkurang banyak,” ungkapnya. Karena digitalisasi pula, Samudera memperoleh informasi lebih awal tentang pandemi Covid-19," ujar Shanti.

Sebagai generasi kedua dan kini bersama dengan generasi ketiga membangun Samudera Indonesia, Shanti menyatakan, ada tiga sikap penting yang menjadi pedoman para penerus Samudera.

Pertama, saling berempati diantara anggota keluarga dan seluruh manajemen perusahan. Kedua, menjaga visi yang sudah dibangun pendiri perusahaan. Ketiga, berpikir terbuka agar bisa melihat dan melangkah kedepan.

Webinar kali ini dirangkai dengan peluncuran buku “Legacy & Wisdom: Inspirasi Bisnis dan Nasihat Kepemimpinan dari Para Pebisnis Senior Panutan” terbitan PT Swasembada Media Bisnis.

Buku ini berisi beragam ilmu, pengalaman hidup dan kebijakan bisnis yang telah dijalankan dan dikembangkan dengan baik oleh para legenda hidup pemimpin bisinis Indonesia.

Buku ini mengupas 9 tokoh bisnis utama Indonesia yang sekarang telah menjadi legenda hidup dalam dunia bisnis Indonesia.

Mereka adalah Adji Watono, Arfan Awaloeddin, Theodore P.Rachmat, Shanti L. Poesposoetjipto, Nurhayati Subakat, Kuncuro Wibowo, Djoko Susanto, Stanley S. Atmaja, dan George S. Tahija.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini