Survey World Economic Forum terhadap 12.500 pekerja di 29 negara menunjukkan dua pertiga pekerja ingin adanya fleksibilitas dalam bekerja.
Ini mengindikasikan mereka berharap WFH menjadi hal yang normal dilakukan paska-pandemi.
Sebanyak 30 persen dari mereka bahkan rela mencari pekerjaan baru, jika tidak bisa bekerja secara fleksibel seperti yang mereka peroleh saat ini.
Baca juga: Wapres Optimistis Kehadiran BLK Komunitas Mampu Meningkatkan Kualitas SDM Masyarakat Papua
Alexandra menegaskan bahwa transformasi digital berjalan secara cepat, masif dan disruptif.
Hal ini tentunya mempengaruhi bagaimana perusahaan mengelola SDM sebagai bagian dari transformasi ini.
Ia pun menekankan isu ini akan menjadi salah satu topik hangat dalam gelaran IHCS kali ini.
"Saat ini, pandemi menuntut perusahaan untuk segera beradaptasi dalam mengelola pegawai secara daring. Ke depan, perkembangan digital akan mengubah bisnis model dan way of working. Dampak dari perkembangan teknologi digital pada Human Capital Management akan menjadi salah satu topik bahasan pada IHCS 2021 ini," jelas Alexandra.
Ia pun mengakui masa depan pengelolaan Human Capital tentu tidak akan sama seperti saat sebelum pandemi.
Sesuai dengan tema Reshaping the Future of HC Management, gelaran event ini akan mencoba membahas serta memformulasikan rencana pengelolaan Human Capital paska pandemi secara komprehensif.
Ia juga berharap event ini dapat menghasilkan solusi lainnya, seperti menghadirkan terobosan berupa kebijakan baru untuk merespon krisis yang terjadi saat ini dan krisis yang berpotensi muncul di masa depan, mencari tahu peran teknologi digital dalam pengelolaan Human Capital.
Kemudian menekankan pentingnya para pegiat Human Capital untuk terus up to date dengan tren dan perkembangan digital, serta memperoleh insight dari praktik terbaik para pelaku industri dan akademisi yang akan menjadi unique practice yang diperlukan bangsa ini.
IHCS kali ini, kata dia, diharapkan pula bisa diikuti sebanyak mungkin pimpinan, praktisi, serta konsultan di bidang Human Capital di Indonesia maupun mancanegara, tidak hanya dari kalangan BUMN saja.
Lebih lanjut Alexandra menyampaikan pihaknya sebagai penyelenggara memiliki peran untuk memberikan masukan dalam pengelolaan Human Capital dalam upaya pengembangan SDM unggul.
Termasuk mengembangkan talenta dan kesiapan kaum perempuan maupun generasi muda Indonesia sebagai salah satu aset bangsa demi mencapai visi SDM Unggul Indonesia Maju.