TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) terus menuai kritik dari ekonom senior INDEF, Faisal Basri.
Kali ini Faisal mengatakan proyek ini baru bisa balik modal pada 139 tahun mendatang.
Ia mengaku telah melakukan simulasi sederhana terkait keuntungan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
Sebelumnya, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ini dikerjakan oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) dan mengalami peningkatan nilai investasi (cost overrun) dari semula Rp 86,5 triliun menjadi Rp 114,2 triliun.
Akibat pembengkakan biaya investasi ini, pemerintah Indonesia akhirnya turun tangan dengan menggelontorkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
Baca juga: KCJB Dinilai Membuat Indonesia Memiliki Daya Saing di Mata Dunia
Dalam hal ini, lewat Penyertaan Modal Negara (PMN), pemerintah menyuntik PT Kereta Api Indonesia sebesar Rp 4 triliun pada tahun depan.
Dengan kondisi tersebut, Faisal pun melakukan simulasi sederhana terkait kapan proyek ini bisa balik modal.
Berdasarkan simulasi yang dilakukan olehnya, dalam skenario paling buruk, proyek ini baru bisa balik modal pada 139 tahun mendatang.
“Kami ada simulasi sederhana, kalau nilai investasi Rp 114 triliun, dengan kursi yang diisi 50% dengan jumlah trip sekitar 30 kali sehari dan harga tiket Rp 250 ribu, maka kereta cepat baru balik modal 139 tahun lagi. Ini aja belum memperhitungkan biaya operasi,” ujar Faisal, Selasa (2/11/2021).
Baca juga: Pembengkakan Biaya Proyek Kereta Cepat Tak Terjadi di KCJB Saja? Berikut yang Terjadi di Luar Negeri
Kemudian, dengan nilai investasi sama, jumlah kursi yang terisi lebih tinggi atau sebesar 60% dan jumlah trip lebih banyak yaitu sebanyak 35 trip sehari dan dengan harga tiket Rp 300 ribu, maka proyek ini akan balik modal lebih cepat menjadi 83 tahun.
Skema lain, bila kereta cepat diisi oleh penumpang sebanyak 80% dari kuota dengan jumlah trip 30 kali sehari dan harga tiket Rp 350 ribu. Pada kondisi ini, lama balik modal sebesar 62 tahun.
Nah di skenario optimistis, disebutkan bahwa jumlah penumpang penuh atau 100%, dengan 39 trip sehari, dan harga tiket dibanderol Rp 400 ribu, maka balik modal hanya 33 tahun lagi.
Simulasi optimistis lainnya, bila kereta mampu menampung 100% penumpang sepanjang tahun dan jumlah rangkaian melayani perjalanan hingga 36 trip dalam sehari dan harga tiket dipatok Rp 300 ribu, maka butuh waktu 45,6 tahun untuk proyek ini balik modal.
Kritik Wakil Ketua DPR