News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga BBM Shell Naik, Pertamina: Masih Koordinasi dengan Pemerintah

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas melayani pelanggan mengisi bahan bakar kendaraan bermotor di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina, Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) sampai saat ini belum menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) ke masyarakat, meski Shell telah menaikkan harga BBM-nya di Indonesia.

"Saat ini masih proses koordinasi dengan pemerintah," Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting saat dihubungi, Rabu (3/11/2021).

Sebelumnya, Irto menyampaikan tingginya harga minyak dunia telah memberikan tekanan signifikan atas beban pokok produksi BBM dan profitabilitas Pertamina.

Baca juga: Harga Minyak Mentah Meningkat, Pertamina Belum Berencana Menyesuaikan Harga BBM

"Meski demikian, sampai saat ini Pertamina tidak menaikkan harga BBM, karena Pertamina memahami concern pemerintah terhadap penurunan daya beli masyarakat pasca Covid-19," paparnya.

Ia memastikan, Pertamina tetap menjalankan komitmennya untuk menyediakan dan mendistribusikan BBM ke masyarakat.

"Sudah menjadi komitmen Pertamina untuk menyediakan BBM diseluruh wilayah Indonesia," paparnya.

Diketahui, Shell Indonesia telah menaikkan harga jual BBM-nya pada November 2021.

Mengutip lama Shell Indonesis, untuk daerah Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, harga BBM Shell Super menjadi Rp 12.860, di mana sebelumnya 11.550.

Shell V-Power menjadi Rp 13.400, Shelll V-Power Diesel Rp 13.000, dan Shell V-power Nitro+Rp 13.700.

Baca juga: Ekonom CELIOS Ungkap Strategi Hadapi Krisis Energi agar Harga BBM Tidak Naik

Harga minyak dunia

Kenaikan harga BBM ini dipengaruhi melonjaknya harga minyak dunia.

Harga minyak menguat pada awal perdagangan Selasa (2/11/2021) karena kelompok produsen utama OPEC menggarisbawahi laju peningkatan produksi tetap sama seperti bulan lalu.

Di sisi lain, konsumen utama minyak, China, telah meningkatkan tingkat operasi untuk memenuhi lonjakan permintaan diesel.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini