News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintah Serukan Transisi EBT, Pengamat: Perencanaan Harus Komprehensif

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Energi terbarukan. Pemerintah Serukan Transisi EBT, Pengamat: Perencanaan Harus Komprehensif

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia membutuhkan dana sekira 30 miliar dolar AS atau setara Rp429 triliun untuk menghentikan operasional (early retirement) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dalam dalam beberapa tahun ke depan.

Upaya ini dilakukan pemerintah dalam rangka merespon perubahan iklim.

"Indonesia telah mengidentifikasi terdapat 5,5 GigaWatt PLTU batu bara yang bisa masuk dalam proyek ini dengan kebutuhan pendanaan sebesar 25-30 miliar dolar AS selama delapan tahun ke depan," ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya, Selasa (2/11/2021).

Menanggapi hal tersebut Pakar Environment, Social & Governance (ESG) dan pembangunan berkelanjutan dari National Center for Sustainability Reporting (NCSR) Indonesia, Stella Septania mengungkapkan pandangannya.

Menurutnya, transisi sumber energi diibaratkan seperti lari estafet.

Dari sejarahnya, estafet energi sebenarnya sudah terjadi beberapa kali. Mulai dari horse power (kuda), revolusi industri di 1700an yang membawa kita menuju coal power (batu bara), dan sekarang tongkat estafet energi itu akan diserahkan ke energi baru terbarukan (EBT).

Stella mengatakan, upaya pemerintah dalam merealisasikan goal tersebut tidak boleh tanggung-tanggung.

Baca juga: Bertemu Joe Biden di Glasgow, Jokowi Ajak Amerika Serikat Inves di Energi Terbarukan

Terlebih lagi akan sangat disayangkan, apabila rencana tersebut hanya sekedar ucapan belaka tanpa ada tindakan yang nyata.

"Yang perlu dipastikan, transisi Indonesia ke EBT itu jangan nanggung," ucap Stella saat dihubungi Tribunnews, Kamis (4/11/2021).

"Jaga keseimbangan growth sama climate change harus. Tapi jangan serba nanggung. Nanti malah ngopling. Suaranya kenceng tapi jalan di tempat," sambungnya.

Stella juga memaparkan, dalam perencanaannya juga harus terencana dengan baik, rapih dan komprehensif. 

Komprehensif yang dimaksud adalah, semua aspek harus diperhitungkan.

Yakni pendanaan, sumber daya manusia, infrastruktur, jaringan distribusi n operasionalnya, instrumen kebijakan, partisipasi swasta, pricing ke konsumen, dan tentu saja fase/tahap-tahap early retirement-nya akan seperti apa. 

"Kita harus bertindak cepat dan enggak bisa nunggu lagi (terkait penggunaan EBT)," ucap Stella.

"Transisi ini penting buat ketahanan dan kedaulatan energi kita. Bukan hanya untuk kita sekarang tapi untuk Indonesia puluhan bahkan ratusan tahun ke depan," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini