News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jokowi Pasang Badan Soal Gugatan UE Terkait Larangan Ekspor Nikel, Ini Jurus yang Bisa Dilakukan RI

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Jokowi menjajal mengendarai secara langsung mobil listrik Mitsubishi Minicab MiEV di GIIAS 2021, Rabu (17/11/2021).

Selain menyarankan tambahan argumen untuk memperkuat pembelaan pemerintah RI di WTO, LPEM UI juga menilai, ada 2 hal yang perlu dilakukan pemerintah untuk menindaklanjuti kebijakan larangan ekspor bijih nikel.

Baca juga: Berhasil Tingkatkan Recovery, ESDM Sebut Teknologi STAL Terobosan Strategis Olah Bijih Nikel

LPEM UI menyebut, pemerintah perlu memikirkan lebih lanjut agar rantai nilai domestik tidak hanya berhenti pada produk dari smelting, tetapi produk turunan lanjutan lainnya.

Untuk itu perlu dipelajari insentif apa saja yang diperlukan untuk menarik investasi pada industri pengolahan nikel yeng lebih hilir.

Selain itu, diperlukan pula konsistensi pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel ini.

Cerah di Industri Mobil Listrik

Pemerintah terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menjajal salah satu mobil listrik yang dipamerkan di pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) pada 17 November 2021.

Membangun ekosistem mobil listrik yang rendah emisi dan ramah lingkungan agar segera dibangun dinilai penting. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi mobil listrik.

Ekonom INDEF Tauhid Ahmad menilai Indonesia akan mampu menguasai industri mobil listrik global di masa mendatang. Pasalnya, Indonesia memiliki sumber baterai listrik dari turunan nikel.

“Sumber biaya yang paling mahal dari mobil listrik soal komponen baterai listrik. Karena satu ini kita punya daya saing,” kata Tauhid dalam keterangannya, Kamis (18/11).

Pemerintah telah membentuk PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) yang merupakan gabungan dari PT Indonesia Asahan Alumunium (MIND ID), anak usahanya ANTM, Pertamina dan PLN.

Selain itu, kata dia, pemerintah sudah memiliki roadmap infrastruktur mobil listrik. PLN sudah punya SPLU (stasiun pengisian listrik umum) itu akan dibangun sampai tahun berapa, itu kan berarti infrastruktur dasarnya kita sudah punya.

Tauhid menambahkan, tren penggunaan mobil listrik juga meningkat. Itu terlihat dari data dari Gaikindo pengguna mobil listrik makin banyak dan dunia pertumbuhannya juga cepat.

IBC, sebagai holding perusahaan baterai di Indonesia, rencananya juga telah menyiapkan pengembangan bisnis, baik di ekosistem EV Battery maupun Electric Vehicle.

Pengembangan ekosistem Electric Vehicle ini menjadi salah satu kunci untuk mendukung program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) di Tanah Air.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini