News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Jokowi Siap Hentikan Ekspor Bauksit dan Tembaga

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meresmikan Jalan tol Serang-Panimbang seksi I, Selasa (16/11/2021) pagi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia akan terus melanjutkan kebijakan hilirisasi sektor pertambangan meskipun saat ini menghadapi tentangan dari negara negara Eropa di forum organisasi perdagangan dunia WTO.

Penegasan Presiden Joko Widodo ini disampaikan di hadapan pimpinan perusahaan besar di Indonesia dalam forum Kompas 100 CEO Forum yang berlangsung secara hibrida dari Istana Negara dan Jakarta Convention Center (JCC) Kamis (18/11/2021).

"Kalau Indonesia melakukan penghentian ekspor untuk konsentrat bauksit, tembaga, timah dan rare earth (tanah jarang), bisa dibayangkan devisa RI bisa naik seperti apa. Ini strategi, kita harus sama, jangan mengeluh kita tak bisa ekspor pas harga komoditas naik," kata Presiden saat memberikan sambutan.

Pada kesempatan tersebut Presiden menegaskan bahwa kebijakan hilirisasi sektor pertambangan akan diteruskan. Menurut Presiden ekspor nikel Indonesia saat ini sudah di stop untuk mendukung kebijakan hilirisasi, Meskipun saat ini kebijakan tersebut di bawa oleh negara-negara Uni Eropa ke forum WTO.

Presiden juga menyampaikan saat konferensi tingkat tinggi negara-negara G20 yang lalu, banyak kepala negara-negara yang menyampaikan soal kebijakan penghentian ekspor nikel oleh Indonesia ini. "Saya sampaikan, Indonesia ingin membuka lapangan kerja seluas-luasnya di dalam negeri dengan kebijakan hilirisasi ini," katanya.

Menurut Presiden kalau konsentrat pertambangan dikirim ke luar negeri, maka mereka yang akan banyak membuka lapangan kerja.

Baca juga: Jokowi Pastikan Kebijakan Hilirisasi Industri Akan Diteruskan

"Tapi, kalau mau bekerjasama dengan Indonesia untuk memproduksi setengah jadi, Ayo, kami terbuka buka untuk investasi di sini, kami tidak menutup diri. Tapi kalau mengirim bahan mentah, stop jangan pikir RI mau melakukannya," tandas Presiden.

Presiden menegaskan setelah menghentikan ekspor nikel, tahun depan ekspor bauksit akan di stop kalau smelter sudah siap. Dengan cara ini Presiden berharap bisa membuka lapangan kerja, industrialisasi.

Setelah bauksit, tahun berikutnya ekspor tembaga akan distop terutama saat smelter di Gresik Jawa Timur siap beroperasi. "Ekspor akan distop," tandas Presiden.

Menurut Presiden Indonesia ingin memberikan nilai tambah added value dari hasil tambang dan menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya di dalam negeri.

Presiden Jokowi mengunjungi pameran Gaikindo Indonesia Internasional Auto Show (GIIAS) di Indonesia Convention Exhibition (ICE), Kabupaten Tangerang, Rabu (17/11/2021). Selain berkeliling melihat pameran, Presiden Jokowi juga menjajal mobil listrik dan menyampaikan pentingnya ekosistem mobil listrik yang rendah emisi dan ramah lingkungan agar segera dibangun. TRIBUNNEWS/Biro Pers Sekretariat Presiden/Lukas (Biro Pers Sekretariat Presiden/LUKAS)

Negara lain menurut Presiden menyadari hal ini, sehingga mau tidak mau mereka harus investasi atau berpartner dengan Indonesia silakan investasi sendiri dan bekerjasama dengan swasta atau BUMN Indonesia terbuka.

"Jangankan dibawa ke WTO dengan cara apapun akan kami lawan," kata Presiden

Presiden mencontohkan dengan menghentikan ekspor nikel dan nikel ore dan mengolahnya menjadi besi baja akan ada nilai tambah hingga 10 kali lipat.

"Barang ini memiliki lompatan ekspor tinggi dari (komoditas) sampai akhir tahun ini bisa US$ 20 miliar, Hanya dari stop nikel karena Oktober 2021 sudah US$ 16,5 miliar.

Baca juga: Jokowi Targetkan Nol Persen Kemiskinan Ekstrem di Tahun 2024

Kalau ditambah yang lain bisa jadi US$ 35 miliar. Begitu bauksit dan tembaga maka dampaknya akan sama sehingga neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan terus membaik," katanya

Menurut Presiden impor baja menyebabkan defisit neraca perdagangan dengan China sangat tinggi karena baja ini.

Misalnya pada tahun 2018 lalu minus US$ 18,4 miliar turun 2020 minus US$ 7,85 miliar dari besi baja dan nikel yang jadi barang.

Berikutnya pada 2021 minus tinggal US$ 1,5 miliar, tahun depan Presiden yakin bisa surplus perdagangan dengan China.

"2022 yakin sudah plus surplus perdagangan dengan China," kata Presiden Jokowi.

Artikel ini telah tayang di Kontan dengan judul Setelah Stop Ekspor Nikel, Presiden Jokowi Siap Menyetop Ekspor Bauksit dan Tembaga

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini