Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) mendapat dukungan 500 juta euro dari Badan Pembangunan Prancis (Agence Francaise de Developpement/AFD) untuk mencapai carbon neutral 2060 melalui transisi energi.
Dukungan tersebut ditandai dengan penandatanganan Surat Niatan penguatan kerja sama Prancis dan Indonesia di bidang energi, di mana satu di antara poin perjanjian ini yaitu komitmen jumlah indikatif dukungan sebesar 500 juta euro untuk 5 tahun ke depan.
Baca juga: SILO Jalin Kerjasama dengan PLN untuk Penyediaan Listrik 310 MVA
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, untuk mengakselerasi carbon neutral 2060, terdapat empat hal yang harus menjadi perhatian agar transisi energi dapat berjalan dengan mulus.
Pertama, penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan. Kedua, investasi skala besar. Ketiga, penerapan teknologi dalam skala besar.
Keempat, investasi pelanggan untuk beralih menggunakan peralatan rendah karbon.
"Dengan begitu, pengembangan bisnis dan kampanye electrifying lifestyle perlu lebih digaungkan. Sebut saja, seperti penggunaan kompor listrik, kendaraan listrik, dan perdagangan emisi," ujar Zulkifli, Jumat (26/11/2021).
Baca juga: MKI Minta PLN Siapkan Model Bisnis untuk Jaga Sustainability
Menurutnya, dalam skenario business as usual (BAU), emisi sektor listrik mencapai 0,92 miliar ton CO2 pada 2060.
Maka dari itu, kata Zulkifli, PLN meluncurkan strategi demi menjadi perusahaan listrik yang bersih dan hijau.
Salah satunya dengan menghentikan pembangunan serta memensiunkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) eksisting secara bertahap.
"Berdasarkan peta jalan, PLN akan memensiunkan PLTU sub-critical sebesar 10 Giga Watt (GW) pada tahun 2035. Kemudian PLTU super critical sebesar 10 GW juga akan dipensiunkan pada tahun 2045. Tahap terakhir pada tahun 2055, PLTU ultra super critical 55 GW dipensiunkan," tuturnya.
Pada saat bersamaan, PLN akan berinvestasi mempercepat peningkatan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) hingga 20,9 GW, serta pengembangan teknologi penyimpanan listrik dalam bentuk baterai berukuran besar hingga teknologi penangkapan karbon dan hidrogen.
Program lain yang disiapkan PLN mendukung transisi energi yaitu ekspansi gas, program co-firing, konversi PLTD ke EBT, hingga peningkatan efisiensi energi dan pengurangan susut jaringan.
"Setidaknya PLN membutuhkan investasi lebih dari 500 miliar dolar AS untuk mendukung pencapaian carbon neutral_ pada 2060. Oleh karena itu, PLN membutuhkan dukungan dari banyak pihak untuk menjalankan transisi energi ini," papar Zulkifli.
Di sisi lain, selama 10 tahun terakhir, AFD telah memobilisasi 520 juta euro untuk mendukung Indonesia dalam reformasi sektor energi, pembiayaan investasi publik, dan mobilisasi tenaga ahli dari Prancis.
Ia menyebut, dengan penguatan kerja sama ini, maka AFD akan membantu Indonesia dalam bentuk hibah untuk bantuan teknis dalam persiapan dan pelaksanaan proyek.
Kemudian, pinjaman lunak kepada pemerintah Indonesia dan PLN, atau bahkan pinjaman kepada sektor swasta untuk investasi energi terbarukan dan efisiensi energi.