Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Emiten PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) memprediksi industri properti memiliki prospek yang cerah.
CEO LPKR John Riady mengatakan industri properti menjadi salah satu sektor yang kebal dari imbas pandemi Covid-19.
Menurutnya, industri properti akan mengalami pertumbuhan signifikan pada tahun ini terutama didorong permintaan hunian.
Baca juga: Kinerja Positif Sektor Properti Diprediksi Akan Berlanjut Pada 2022
"Beberapa faktor yang ikut menopang kinerja sektor properti. Pertama, tingkat kepemilikan rumah yang masih cukup rendah, bahkan di kota besar seperti Jakarta," kata John kepada wartawan, Rabu (1/12/2021).
“Masih sekitar 40-50 persen,” ungkapnya.
Kinerja operasional dan finansial LPKR yang kinclong itu membuat emiten induk lini properti Lippo Group diganjar kenaikan peringkat utang oleh Moody’s Investor Service, dari stabil menjadi positif.
Lebih jauh, Moody’s sangat mungkin menaikkan rating LPKR yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 44,2 persen hingga kuartal III 2021, dari B3 menjadi B2.
Baca juga: Prospek Bisnis Properti Residensial Tahun Depan Masih Menjanjikan
Sejauh ini, kinerja mengkilap LPKR didongkrak secara signifikan oleh segmen properti residensial.
Di lain sisi, hasil positif yang dipetik LPKR sejalan dengan riset Moody’s yang dirilis pada Agustus lalu.
Indonesia telah memasuki fase negara dengan pendapatan per kapita menengah, yakni 3.900 dolar AS.
Pada level tersebut, sebagaimana terjadi pada negara berkembang lainnya, akan meningkatkan permintaan akan perumahan, terlebih 60 persen populasi merupakan segmen milenial yang produktif.
“Sekarang ada kecenderungan segmen milenial inilah yang memilih properti sebagai instrumen investasi, mereka menjadikan properti sebagai aset yang fungsional,” kata John.
Baca juga: Situs Penyewaan Properti Travelio Diduga Diretas, Data Pengguna Disebut Dipajang di RaidForums
Selain pendapatan per kapita yang meningkat dan populasi milenial usia produktif itu, John menyebutkan faktor lain yaitu tingkat bunga rendah.
Jika dibandingkan pada masa booming properti pada 2008-2012 yang dikerek melambungnya sektor komoditas, tren pertumbuhan saat ini jauh lebih mantap dan organik.
“Pada booming yang lalu, pembelinya banyak spekulan, kalau sekarang pembeli langsung,” katanya.
LPKR berhasil menyajikan produk yang berharga terjangkau dengan desain yang sesuai selera keluarga milenial.
“Kami menggandeng Alex Bayu untuk menyajikan rumah yang harganya terjangkau. Lebih kecil namun memaksimalkan space utilization, serta menitikberatkan functionality, contohnya setiap ruangan perlu ada cross ventilation, dan tentu kita mengimplementasikan cara kehidupan baru dengan work from home dan lain sebagainya,” jelas John.
Masyarakat sudah akrab dengan aktivitas hibrida, bertemu secara daring maupun luring.
Berkaca dari situasi pandemi itulah LPKR merancang produk yang juga mengikutsertakan ruangan kantor kecil di tiap rumah.
Lippo Group saat ini masih memiliki land banking sekitar 2.000 hektare yang tersebar di Cikarang hingga Makassar, dan beberapa kota lainnya.