News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Adopsi Teknologi Jadi Kunci Ekspansi Sektor Jasa

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi teknologi. Adopsi Teknologi Jadi Kunci Ekspansi Sektor Jasa

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sektor jasa mengalami kontraksi sebesar 1,77 persen pada 2020.

Direktur Eksekutif Indonesia Services Dialogue (ISD) Devi Ariyani menuturkan hal itu terjadi akibat situasi pandemi Covid-19.

“Saat ini masih berlangsung tiga fase kondisi sektor jasa, yakni terdampak pandemi, pemulihan, dan ekspansi,” kata Devi, Kamis (2/12/2021).

Menurut Devi Ariyani sektor jasa berkontribusi 55 persen dari PDB sehingga peran sektor jasa dalam pemulihan ekonomi nasional sangatlah sentral. 

“Tiap sektor yang berbeda memiliki kondisi yang berbeda pula. Dalam hal ini, pengaruh perkembangan dan penerapan teknologi informasi menjadi sangat besar,” urainya.

Devi menjelaskan, ada tiga hal penting terkait penerapan teknologi informasi di masa pandemi Covid-19 ini. 

Pertama, hadirnya perkembangan teknologi membuka peluang sektor jasa untuk meningkatkan transaksi bisnis seperti halnya jasa kesehatan dan pendidikan. 

Kedua, inovasi dan adopsi teknologi di berbagai bidang jasa perlu dilakukan karena akan mendorong pertumbuhan dan ekspansi.

Baca juga: Realisasikan Making Indonesia 4.0, Ini Dia 16 Industri Lokal Pencetus Teknologi

Ketiga, perlu investasi untuk penerapan teknologi informasi yang berkembang untuk memudahkan akses, meningkatkan kualitas, meningkatkan daya saing, dan efisiensi berusaha.

“Inovasi dan investasi saja tidak cukup. Diperlukan satu reformasi kebijakan untuk mendukung pertumbuhan sektor jasa. Untuk itu, kami dari ISD akan bergerak bersama pelaku usaha yang ada dan mendampingi pemangku kebijakan untuk dapat merumuskan kebijakan sehingga iklim usaha yang kondusif bisa tercipta,” ujar Devi lebih lanjut.

ISD mengadakan rangkaian kegiatan konferensi yang dinamakan Services Week 2021 dengan melibatkan akademisi, pelaku usaha dan pemangku kebijakan untuk membuka wawasan serta menambah pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan sektor jasa di Indonesia. 

Dalam konferensi yang diadakan 29-30 November 2021, dibahas empat topik yang meliputi healthcare services & telemedecine, sektor jasa pendidikan, perdagangan jasa di era digital, dan sektor jasa logistik.

Baca juga: Ketua Pelaksana Formula E: Sektor Pariwisata dan UKM Akan Rasakan Dampak Ekonominya

ISD sendiri mencatat terjadinya tiga fase dalam keberlangsungkan bisnis sektor jasa. 

Fase pertama adalah di mana sektor-sektor jasa masih akan merasakan dampak pandemi. 

Fase kedua pemulihan. 

Sektor-sektor jasa yang memasuki tahap ini pada awalnya terdampak pandemi, akan tetapi sudah mengalami rebound. 

Umumnya sektor pada fase ini tidak sepenuhnya bergantung pada interaksi dan mobilitas konsumen. 

Contohnya adalah sektor jasa keuangan, jasa perusahaan, dan jasa perdagangan. 

Ketiga sektor tersebut mengalami puncak kontraksi pada Kuartal II-2020, dan mengalami rebound pada dua kuartal setelahnya.

Sektor jasa perdagangan mendapatkan angin segar dengan pesatnya adaptasi masyarakat pada perdagangan daring. 

Laporan Facebook dan Baik Company (2020) menunjukkan barang yang dikonsumsi oleh konsumen Indonesia meningkat sebesar 40 persen apabila dibandingkan tahun 2019, sedangkan jumlah online shops yang dikunjungi meningkat sebesar 30 persen. 

Secara keseluruhan, jumlah konsumen digital di Indonesia bertambah 35 juta dibandingkan tahun 2018.

Baca juga: Bukan Sekadar Kecepatan Tetapi Juga Kapasitas, Ini Hal-hal Mengenai Teknologi 5G

Fase ketiga adalah ekspansi. 

Terdapat dua sektor jasa yang tumbuh pesat ketika masa pandemi, yaitu sektor informasi-komunikasi dan sektor jasa kesehatan. 

Sektor jasa informasi dan komunikasi mengalami percepatan pertumbuhan, dimana pada kuartal IV-2020 tumbuh 10,91 persen, lebih tinggi pada kuartal yang sama tahun 2019 yang sebesar 9,78 persen. 

Pada era pandemi sektor informasi dan komunikasi menjadi enablers aktivitas ekonomi, seperti perdagangan, pendidikan, hingga transaksi keuangan saat ini beralih dilakukan secara daring.

“Pada tahun 2020, dari 13 sektor jasa, hanya dua sektor yang mencatatkan pertumbuhan lebih tinggi daripada tahun 2019. Tujuh sektor jasa mencatatkan pertumbuhan negatif di tahun 2020, dimana puncaknya terjadi pada Kuartal II-2020,” ujar Devi.

Contohnya, pada sektor akomodasi-makanan minuman yang pada Kuartal IV-2019 mencatat pertumbuhan 6,36 persen (YoY), sedangkan pada Kuartal II-2020 mengalami kontraksi hingga -22% (YoY),” tambahnya.

Baca juga: Sumber Utama Emisi Dunia 80 Persen dari Sektor Energi dan Industri

Dia menambahkan, pada kuartal II-2020, sektor jasa perdagangan, transportasi-pergudangan, akomodasi-makanan minum, dan keuangan berturut-turut mencatatkan pertumbuhan -7,5 persen, -30,8 persen, -22,02 persen, dan 1,05 persen. 

Pada Kuartal IV-2020, telah mengalami rebound menjadi sebesar -3,64 persen, -13,42 persen, -8,88 persen, dan 2,37 persen.

Fenomena rebound ini penting mengingat keempat sektor tersebut berkontribusi sebesar 42 persen dari total sektor jasa, sehingga kebangkitan empat sektor tersebut dapat menjadi momentum pemulihan ekonomi sektor jasa Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini