News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penjualan Bersih Antam Naik 47 Persen, Produk Emas Kontribusi Terbesar Rp 17,67 Triliun

Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pedagang logam mulia menunjukan emas batangan Antam di Cikino Gold Center, Jakarta Pusat, Selasa (28/7/2020). Harga emas batangan PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (28/7/2020) berada di angka Rp 1.022.000 per gram. Harga ini merupakan posisi tertinggi sepanjang masa emas Antam diperjualbelikan. Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Aneka Tambang Tbk atau Antam menyampaikan kinerja perusahaan. 

Antam menyampaikan kinerja produksi dan penjualan komoditas utama yang solid selama periode sembilan bulan pertama tahun 2021 (9M21). 

Pada periode tersebut, total penjualan bersih Antam tercatat sebesar Rp26,48 triliun atau meningkat 47 persen dibandingkan periode 9M20 sebesar Rp18,04 triliun.

Baca juga: Harga Emas Antam Sabtu (4/12) Naik Rp 6.000 Jadi Rp 932.000 Per Gram

“Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp20,59 triliun atau 78 persen dari total penjualan bersih Antam pada 9M21. Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan produk emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp17,67 triliun (67 persen), disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp4,34 triliun (16 persen), bijih nikel sebesar Rp3,25 triliun (12 persen), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp959,24 miliar (4 persen)," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Antam Tbk, Anton Herdianto dalam pernyataannya, Sabtu(4/12/2021).

Kata Anton pada tahun 2021, Antam fokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. 

Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik. 

Kinerja penjualan emas Antam pada 9M21 mencapai 19.871 kg, meningkat 34 persen dari capaian penjualan pada 9M20 sebesar 14.876 kg.

Baca juga: Harga Emas Antam Jumat (3/12) Turun Rp 3.000 Per Gram Jadi Rp 926.000

Sementara itu pada 9M21 Antam mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 1.162 kg. 
 
Segmen nikel mencatatkan pencapaian kinerja yang positif pada 9M21. Volume produksi feronikel ANTAM pada 9M21 tercatat sebesar 19.097 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 18.880 TNi. 

Sementara itu untuk komoditas bijih nikel, pada 9M21 volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 8,30 juta wet metric ton (wmt), meningkat signifikan 190 persen dibandingkan capaian produksi 9M20 sebesar 2,86 juta wmt. 

Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik pada 9M21 mencapai 5,76 juta wmt, tumbuh signifikan 376 persen dibandingkan capaian penjualan pada 9M20 sebesar 1,21 juta wmt. 

“Tak hanya itu, Antam juga berfokus dalam pengembangan pasar domestik bijih nikel seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri dengan tetap mengedepankan aspek konservasi cadangan dan sumber daya bijih nikel Antam,” katanya.

Baca juga: Varian Omicron Hantam Bursa AS, Pasar Tak Perlu Terlalu Panik

 
Pada 9M21, volume produksi komoditas bijih bauksit Antam yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga tercatat sebesar 1,37 juta wmt, meningkat sebesar 5 persen jika dibandingkan produksi bauksit pada 9M20 sebesar 1,30 juta wmt. 

“Sedangkan capaian total volume penjualan bauksit pada 9M21 mencapai 910 ribu wmt. Sementara itu volume produksi CGA ANTAM pada 9M21 mencapai 55.814 ton alumina dengan tingkat penjualan CGA mencapai 93.869 ton alumina atau tumbuh 54 persen dibandingkan capaian 9M20 sebesar 60.873 ton alumina,” tutupnya. (Willy Widianto)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini