TRIBUNNEWS.COM - Super app terkemuka di Asia Tenggara, Grab Holdings Limited (Grab), kini resmi mencatatkan saham perdana pada bursa saham National Association of Securities Dealers Automated Quotations (NASDAQ) dengan kode emitem “GRAB”.
Menyambut momen ini, Grab mengadakan seremoni “bel pembukaan” di Singapura dengan mengundang para karyawan, pengantaran, mitra pengemudi, serta merchant pada Kamis (2/12/2021) lalu. Seremoni tersebut adalah yang pertama yang diadakan di kawasan Asia Tenggara.
Group CEO and Co-founder Grab Anthony Tan menyampaikan bahwa kerja keras para mitra telah turut membawa Grab pada pencapaian besar tersebut.
“Penting bagi kami untuk tidak melupakan apa yang menjadi pondasi dari semua yang telah dibangun. Semangat dan kerja keras para Grabbers untuk melayani mitra kami selaras dengan dedikasi mitra kami dalam melayani pelanggan. Karena itulah kami memilih untuk mengadakan seremoni ini di lokasi yang dekat dengan kami. Di sini, di tengah-tengah komunitas kami, berbagi momen bersama menuju babak baru perjalanan Grab,” tutur Anthony.
Pada seremoni perayaan resminya Grab melantai di bursa saham Amerika Serikat, Grab juga menampilkan foto perwakilan dari mitra pengemudi GrabBike serta agen GrabKios asal Indonesia di Menara NASDAQ, New York, Amerika Serikat. Mereka adalah Cahyo Widodo dan Bonar Bangun Simanjuntak.
Cahyo Widodo dan Bonar Bangun Simanjuntak merupakan dua orang penyandang disabilitas yang menginspirasi dan berkontribusi terhadap kemajuan ekonomi digital. Melalui pemanfaatan teknologi digital Grab, mereka dapat memperoleh pendapatan sekaligus membantu masyarakat sekitar.
Cahyo Widodo, misalnya, merupakan seorang penyandang disabilitas tuna daksa berusia 43 tahun, yang dalam kehidupan sehari-harinya bekerja sebagai penjahit dan pemilik warung kelontong di Salatiga, Jawa Tengah.
Tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga membuatnya pantang menyerah untuk terus berusaha mengembangkan warung konvensional miliknya dengan bergabung menjadi agen GrabKios pada tahun 2017.
Sejak memanfaatkan aplikasi Grab, Warung Vanessa Cell yang dikelola oleh Widodo tidak lagi hanya menjual pulsa, tetapi juga melayani transaksi digital, seperti transfer uang, pembelian token listrik, pembayaran BPJS dan PDAM seta pengisian saldo mitra pengemudi Grab.
“Saya sangat senang dapat menjadi bagian di hari bersejarah ini. Sebelum bergabung dengan Grab, sebagai seorang penjahit dan pemilik warung saya belum mengetahui manfaat dari teknologi dan butuh waktu sampai akhirnya berhasil menggunakan aplikasi GrabKios,” ujar Widodo.Lebih lanjut, Widodo melanjutkan, “Namun saya tetap semangat dan inilah yang menjadi langkah awal berkembangnya usaha saya. Penghasilan meningkat hingga 70%, dapat merenovasi warung dan rumah hingga membeli motor untuk saya dan istri. Saya pun akhirnya bisa mulai menabung demi mewujudkan cita-cita anak saya menjadi dokter gigi. Selamat kepada Grab dan semoga dapat terus berinovasi dan menginspirasi lebih banyak orang untuk meraih mimpi,” ujar Widodo.
Tak berbeda jauh dengan Cahyo Widodo, Bonar Bangun Simanjuntak (32) juga merupakan penyandang disabilitas yang merupakan bagian dari mitra pengemudi GrabBike. Bonar yang adalah teman tuli pertama yang menjadi mitra pengemudi GrabBike di Bandung pada tahun 2017.
Bapak dua orang anak ini membuktikan bahwa dengan memanfaatkan teknologi masa kini, teman tuli pun juga bisa lebih berdaya, produktif, berkarya untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat sekitar.
“Dengan menjadi mitra pengemudi GrabBike, saya dapat menginspirasi teman-teman disabilitas lainnya untuk memanfaatkan teknologi dan bergabung dengan Grab. Harapannya, Grab dapat semakin berkembang agar merangkul lebih banyak lagi mitra dari komunitas disabilitas di Indonesia,” ungkap Bonar.