News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Heboh Seruan Boikot Pada JNE, Berikut Penjelasan Manajemen

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Kurir JNE saat mengirimkan paket kepada warga disaat air surut di Pulau Belakangpadang, Batam, Provinsi Kepulaun Riau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Heboh dalam beberapa hari terakhir tagar di media sosial Twitter yang menyerukan memboikot sebuah perusahaan jasa pengiriman baranag dan logistik.

Dikutip Kontan dari Kompas.com, tagar boikot JNE terjadi seiring beredarnya pamflet online lowongan pekerjaan sebagai kurir JNE Express, yang mensyaratkan pelamar wajib beragama tertentu.

Warga yang menyerukan boikot tersebut adalah sebagian warganet yang menilai lowongan kerja tersebut diskriminatif.

Baca juga: Ekspansi ke Pasar B2C, PCP Express Luncurkan Aplikasi Mitra Virtual

Di pamflet online tersebut tertulis bahwa kurir akan ditempatkan di wilayah Tamiang Layang, Kecamatan Dusun Timur, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah.

Namun, lowongan kerja ini dibuat mitra JNE yaitu CV Bangun Benua Lestari.

Menanggapi hal tersebut, VP of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, kejadian ini merupakan pelanggaran terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) dan nilai-nilai perusahaan yang menghargai keberagaman dan perbedaan.

Oleh karena itu, manajemen JNE secara tegas langsung melakukan pemutusan kerja sama dengan pihak mitra terkait pamflet online lowongan kerja tersebut.

Baca juga: Melalui #JntikanKebaikan, J&T Express Ajak Masyarakat Berdonasi di Tengah Pandemi

"Kami memberikan sanksi dengan pemutusan hubungan kerja sama dengan pihak mitra," ujarnya kepada Kompas.com, Selasa (7/12/2021).

Sementara untuk oknum karyawan yang terkait dengan kasus ini, kata Eri, akan dilakukan pemutusan hubungan kerja.

Eri mengatakan JNE dibangun oleh manajemen dan karyawan yang berasal dari beragam suku bangsa, ras, dan agama. Ia memastikan JNE sangat memegang teguh nilai-nilai toleransi.

Kami juga mengutamakan toleransi dan saling menghormati serta menghargai perbedaan," kata Eri.

Baca juga: JNE: Pulau Jawa Kuasai 60 Persen Perputaran Paket Kiriman Ekspres

Eri menambahkan, JNE selalu menerapkan nilai-nilai agama dan suku yang direalisasikan dalam berbagai aspek pada aktivitas perusahaan.

Mulai dari kegiatan keagamaan karyawan, apresiasi perjalanan ibadah bagi karyawan dengan masa kerja 10 tahun (umrah, hollyland tour, dan lain-lain), dan berbagai aktivitas lainnya.

Prospek Bisnis Cerah

Menanggapi soal prospek bisnis logistik, JNE, salah satu pemain di industri tersebut mengatakan, perkembangan e-commerce yang begitu cepat, menjadi salah satu penyebab kebutuhan akan pengiriman barang ikut meningkat secara signifikan.

Bahkan, JNE sempat menargetkan, mampu mencatatkan pertumbuhan volume pengantaran produk sekitar 30%-40% di tahun 2021.

Vp of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, di tahun ini tampak tren yang meningkat adalah pengiriman barang langsung ke konsumen atau masyarakat (C to C).

Oleh karena itu, JNE akan terus mengembangkan berbagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan pengiriman konsumen terkini.

Di antaranya adalah meningkatkan kualitas produk layanan atau fasilitas seperti Cash on Delivery (COD), e-payment atau cashless, friendly logistic, JNE Trucking (JTR), dan sebagainya.

“Berbagai strategi JNE lakukan, seperti analisis dan riset secra internal yang terus dijalankan sehingga inovasi-inovasi dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan saat ini,” ungkap Eri, Kamis (4/11).

Di samping itu, bertambahnya jumlah volume pengiriman JNE yang didorong oleh meningkatnya kebutuhan pengiriman oleh masyarakat, berdampak pula terhadap bisnis para pelaku e-commerce atau Usaha Kecil Menengah (UKM).

Maka dari itu, dukungan diberikan oleh JNE lewat program-program seperti promo diskon ongkos kirim, cashback, dan sebagainya sehingga diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk berbelanja online sekaligus meningkatkan penjualan para pelaku UKM.

Momentum Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 11.11 dan 12.12 juga coba dimanfaatkan oleh JNE. Biasanya, pada momen peak season seperti Harbolnas jumlah pengiriman JNE meningkat lebih dari 30%.

“Jadi saat ini, peak season itu bukan hanya Ramadan, Idulfitri, Natal, dan tahun baru saja, melainkan juga Harbolnas dan Harbokir ikut termasuk,” imbuh Eri.

Harbokir sendiri merupakan akronim dari Hari Bebas Ongkos Kirim yang tiap tahun dilaksanakan dalam rangka perayaan hari ulang tahun JNE serta program yang dijalankan untuk mendorong transaksi belanja online, seperti diskon ongkir, cashback, dan lain sebagainya.

JNE pun terus berupaya melakukan ekspansi bisnis. Saat ini, JNE memiliki lebih dari 8.000 titik layanan di seluruh Indonesia. Adapun penambahan titik layanan rata-rata sekitar 10% di tiap tahun.

JNE terus mengembangkan jaringan hingga ke tingkat kecamatan dan kelurahan.

Dengan tersebarnya jumlah jaringan tersebut, maka akan memudahkan pelanggan dalam menjangkau titik layanan JNE sampai ke pelosok Indonesia.

Tak hanya itu, untuk menciptakan pengalaman yang baik bagi konsumen, JNE mengoptimalkan seluruh kapabilitas perusahaan untuk terus mengatasi berbagai tantangan.

Misalnya, dengan terus meningkatkan performa kerja 8.000 jaringan serta infrastruktur, optimalisasi 10.000 armada dan 50.000 karyawan JNE di seluruh Indonesia.

“Strategi distribusi yang memanfaatkan seluruh moda transportasi yang ada baik udara, darat, maupun laut JNE lakukan dengan efektif agar kualitas pelayanan kepada pelanggan dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan,” pungkas Eri. (Kompas.com/Kontan.co.id/Dimas Andi)

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini