TRIBUNNEWS.COM - Abdul Rakhim, salah satu pengusaha industri rumahan pembuat tahu di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sudah menggeluti usahanya selama 17 tahun.
Lokasinya berada di Jl inspeksi kanal, Moh Yamin Baru, Kelurahan Bara-baraya, Kecamatan Makassar, Kota Makassar.
Dikatakan Rakhim, industri pembuatan tahunya sudah digeluti sejak tahun 2004.
"Sejak tahun 2004, sebelumnya menjadi pengusaha kerupuk," kata Rakhim kepada tribun-timur.com di kediamannya, Jumat (10/12/2021).
Rakhim sebelumnya pernah menjadi pengusaha kerupuk. Namun, dia meninggalkan usaha itu lantaran kalah bersaing dengan pengusaha lain. Pria asal Banyuwangi, Jawa Timur itu, datang ke Kota Daeng julukan Kota Makassar sejak beberapa tahun silam.
"Tahun 1991, sebelumnya saya hanya menjadi tukang antar kerupuk milik om," Rakhim menjelaskan.
Bapak dua anak ini menjelaskan, produksi olahan rumahan hingga saat ini tetap berjalan. Meski begitu, produksinya harus bertahan di tengah pandemi, apalagi harga kedelai melonjak naik.
"Melonjak tinggi harganya dari harga Rp6.500, Rp7.500, sekarang sudah Rp10.300 di pasaran," lanjut Rakhim.
Dituturkannya, bahan baku kedelai diambil yang impor, berasal dari Amerika. Alasannya, kedelai impor dan kedelai lokal jauh berbeda.
"Mohon maaf, yang banyak di pasaran itu kedelai impor, kalau lokal musiman dan hanya bisa bertahan satu bulan," jelasnya.
Sementara itu, kedelai lokal juga biasanya memiliki banyak kadar air. Untuk impor hanya sedikit.
"Lebih tahan lama kalau yang impor, lokal itu tidak bisa disimpan terlalu lama," katanya lebih lanjut Rakhim.
Hasil industri olahan rumahan tahunya dipasarkan ke berbagai pasar yang tersebar di Kota Makassar.
"Sasarannya Pasar Daya, Toddopuli, Pa'baeng-baeng, Panampu, dan lainnya di Kota Makassar," terangnya.
Biasanya dalam sehari, bahan baku kedelai yang diolah itu sebanyak 400 kilogram hingga 500 kilogram digunakan kedelai.
"Biasanya mulai dari jam tujuh pagi hingga jam delapan malam," tuturnya.
Punya kisah menarik tentang UMKM lokal di sekitarmu seperti kisah Rakhim di atas? Kamu bisa lho berpartisipasi dalam blogging competition Lokal Bercerita. Ada hadiah jutaan rupiah menunggu untuk tulisan terpilih!
Yuk, tunggu apa lagi? Langsung klik lokalbricerita.id untuk informasi lebih lanjut mengenai blogging competition Lokal Bercerita.
Penulis: A Syahrul Khair / Editor: Saldy Irawan