"Target pendanaan tahun sepan akan disesuaikan dengan target penyaluran pinjaman sekitar 10%," terang Djaja.
Dalam mengoptimalkan untuk mendapatkan pendanaan, perusahaan melakukan be issue bonds dan pinjaman dari bank, yang tentunya disesuaikan dengan kondisi bunga di market.
Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) Ristiawan Suherman mengungkapkan, sampai dengan saat ini CNAF masih tidak mengalami kendala terkait pendanaan dari berbagai Bank Lokal yang ada di Indonesia.
"Hal tersebut kita yakini sebagai dampak dari perseroan yang terus dapat mempertahankan kinerja yang baik dari sisi keuangan dan kesehatan asset kelolaan yang dimiliki," ujar Ristiawan.
Pihaknya juga sangat meyakini bahwa tahun 2022 adalah tahun yang penuh harapan dilihat dari forecast pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan ada di atas level 5% dan juga percepatan pemberian vaksinasi terhadap masyarakat.
Menurutnya, domino efek dari itu semua akan menjadikan meningkatnya tingkat kepercayaan dari Bank terhadap industri perusahaan pembiayaan di tahun 2022.
Ristiawan mengatakan, sejauh ini komitmen dari seluruh kreditur CIMB Niaga Finance cukup tinggi dalam terus memberikan pendanaan terhadap perseroan, ditambah dukungan dari Induk usaha sebagai Partner Joint Finance dari CNAF juga sangat tinggi sehingga kita yakin pertumbuhan yg kita harapkan di tahun 2022 akan mendapatkan support maksimal.
"Sementara ini CNAF masih terus memaksimalkan instrumen pendanaan yang ada yaitu pinjaman executing dari banyak bank lokal dan Joint Finance dengan Induk usaha," katanya.
Serupa dengan CNAF, Clipan Finance juga mengaku tidak ada permasalahan mengenai pendanaan dari bank.
"Sumber kami dari JF Bank Panin sebagai induk perusahaan, bilateral Loan dengan bank-bank besar lain masih mencukupi," ucap Direktur Utama Clipan Finance, Harjanto Tjitohardjojo.
Harjanto bilang, di tahun depan target pendanaan Clipan dari bank naik dari Rp 3.5 triliun di 2021 menjadi Rp 6 triliun di 2022.
"Pendanaan tahun depan masih sangat mencukupi," katanya.
Harjanto menyebut, untuk pendanaan baru jika dibutuhkan bisa menggunakan obligasi atau pinjaman Sindikasi, kendati demikian, ia mengaku dalam dua tahun kedepan pendanaan dari bank masih mencukupi. (Selvi Mayasari)