News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Luhut Singgung Tiga Faktor yang Pengaruhi Ekonomi Indonesia pada 2022

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat berbicara di Jakpost Up Close #41 Indonesia's Rebound: Economy Outlook 2022, Kamis (16/12/2021).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut ada tiga faktor yang mempengaruhi pemulihan ekonomi Indonesia pada 2022.

Luhut mengarakan varian Omicron bukan satu-satu faktor yang membuat ketidakpastian pemulihan ekonomi pada 2022 mendatang.

"Dengan meningkatnya inflasi global termasuk di AS, The Fed dan Bank Sentral lainnya mulai mengurangi stimulus. Ini akan berujung pada ketersediaan likuiditas untuk pasar berkembang seperti Indonesia," ujarnya saat berbicara di Jakpost Up Close #41 "Indonesia's Rebound: Economy Outlook 2022", Kamis (16/12/2021).

Yang kedua, menurut Luhut, persoalan ekonomi dalam negeri di China, seperti krisis properti yang berpotensi berdampak pada Indonesia. Sebab, China satu di antara tujuan utama ekspor Indonesia.

"Situasinya akan jauh lebih buruk kalau hubungan AS-Tiongkok kembali kepada saat perang dagang atau perang dingin," kata Luhut.

Faktor ketiga, terkait dengan perubahan iklim yang semakin nyata. Banyak negara yang mengaplikasikan kebijakan mengurangi karbon. 

"Selama masa pandemi kita tidak bisa menghindari ketidakpastian tersebut. Namun kita bisa menyiapkan ekonomi Indonesia agar bisa bertahan dari berbagai ketidakpastian tersebut," imbuh Luhut.

Baca juga: Luhut: Penanganan Omicron Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi 2022

 
Penanganan Omicron Jadi Kunci Pemulihan Ekonomi 2022

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan tantangan pemulihan ekonomi Indonesia pada 2022 adalah penanganan kasus Covid-19, varian Omicron.

Luhut menerangkan, 150 hari setelah puncak kasus gelombang dua, kasus konfirmasi di Indonesia telah turun hampir 99 persen. Namun pemerintah masih khawatir akan perkembangan Omicron yang pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada akhir November. 

Berdasarkan perkiraan awal para ahli, ucap Luhut, Omicron berpotensi lebih menular dan diduga memiliki karakteristik untuk menghindari vaksin. Tapi di sisi lain gejalanya ringan hingga sedang.

"Penanganan Omicron akan menjadi kunci pemulihan ekonomi pada 2022. Kalau Omicron membuat BOR meningkat signifikan, dan vaksin kurang efektif maka pemulihan akan lebih lambat dari yang diharapkan," ujar Luhut saat berbicara di Jakpost Up Close #41 "Indonesia's Rebound: Economy Outlook 2022", Kamis (16/12/2021).

Baca juga: Kemenperin: 145 Peserta Ikuti Indonesia Halal Industry Award 2021

Luhut mengatakan, berdasarkan sejarah, evolusi virus itu semakin lama, semakin melemah. Meskipun karakteristik akan lebih menular tapi gejalanya diyakini akan semakin minim.

Ia juga menjelaskan, bagaimana Indonesia menangani pandemi Covid-19 gelombang kedua saat varian Delta. Menurutnya, kunci pengendalian Covid-19 ada pada kerja sama antara seluruh pihak.

"Pemerintah, para ahli, industri, dan juga masyarakat, TNI-Polri telah bekerja sama. Saya pikir ini adalah salah satu cara yang paling sukses untuk menangani isu yang sangat kompleks seperti ini," ucap Luhut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini