Urutan ketiga ditempati oleh PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI) yang melonjak 1.283,62 persen di level Rp 1.605 per saham, dibanding periode sama tahun lalu Rp 99 per saham.
Baca juga: IHSG ke Zona Merah Usai Dibayangi Omicron, Berikut Saham-Saham yang Banyak Diobral Asing
Di tahun ini, PT Multi Artha Pratama (MAP), yang merupakan bagian dari grup Agung Sedayu melakukan akusisi 80 persen saham PANI, hal ini juga menjadi salah satu pengerek harga saham PANI.
4. Digital Mediatama Maxima (DMMX)
Di posisi keempat ditempati oleh PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dengan kenaikan 1.005,93 persen di level Rp 2.610 per saham dibandingkan dengan posisi tahun lalu Rp 199 per saham.
Di tahun ini, DMMX merencanakan ekspansi dengan meluncurkan bisnis baru untuk kendaraan bertenaga listrik (sepeda motor listrik) dan stasiun pengisian baterai bagi pengguna kendaaran listrik.
Selain itu, di tahun ini PT Sicepat Ekspres Indonesia juga menambah kepemilikan sahamnya di DMMX dari yang semula berjumlah 5,96 persen menjadi 6,05 persen, atau setara dengan 6,83 juta lembar saham.
5. PT MNC Studios International Tbk (MSIN)
Posisi selanjutnya adalah PT MNC Studios International Tbk (MSIN) yang juga meroket 1.000,56 persen di level Rp 1.970 per saham, sementara periode sama tahun lalu beradai di level Rp 146 per saham.
Penopang kenaikan harga saham MSIN ini adalah Langkah strategis perseroan di bisnis digital. Ini mencakup masuknya super-app AVOD terbesar di Indonesia yaitu RCTI+, SVOD OTT, dan Vision+.
MSIN juga akan memasukkan platform berita berbasis Artificial Intelligence Machine Learning (AIML), BuddyKu sebagai platform yang menggabungkan media sosial dengan platform berbagi info, berita dan kreativitas.
6. PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)
Kemudian, ada PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) dengan kenaikan 560,28 persen di level Rp 3.560 per saham dibanding periode sama tahun lalu di level Rp 542 per saham.
Di tahun ini, BNBA melaksanakan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue untuk memenuhi modal inti sesuai dengan ketentuan OJK, minimal Rp 2 triliun akhir 2022.
Untuk itu, BNBA melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 462 juta saham baru atau sekitar 16,67 persen dari jumlah saham, yang ditempatkan dan disetor penuh setelah PMHMETD I dengan nilai nominal Rp 100 per saham. D