Hal ini turut menjadikan investor retail domestik dapat merajai lebih dari 56% transaksi di bursa saham.
Tak berhenti sampai di situ, jumlah investor yang aktif bertransaksi saham juga meningkat menjadi 198.000 setiap harinya.
Jumlah ini bertambah dua kali lipat dibanding jumlah investor aktif tahun 2020 yang sebanyak 95.000 dan naik 7,6 kali lipat dibanding 2016 yang hanya memiliki 26.000 investor aktif harian.
Menurut Inarno, penambahan jumlah investor aktif saham ini tak terlepas dari kegiatan edukasi yang gencar dilakukan.
Sampai dengan akhir Desember 2021, ada lebih dari 10.000 aktivitas edukasi dengan total jumlah peserta 1,28 juta orang. Dari total kegiatan tersebut, sebesar 97% dilakukan secara daring.
"Di samping itu, BEI juga masih terus melakukan sosialisasi secara online, termasuk kepada calon perusahaan tercatat. Hal ini mencerminkan adanya peluang besar dalam pemanfaatan media digital dan teknologi kepada masyarakat," kata Inarno.
Prediksi 2022
Analis memandang positif kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada tahun depan. Dengan pandangan positif tersebut, analis melihat beberapa sektor yang prospektif di tahun 2022.
Baca juga: IHSG Selasa Ditutup Gemilang, Berikut Rekomendasi Para Analis Untuk Perdagangan Rabu
Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana menilai pada tahun depan IHSG akan berkisar pada level 7.500-7.600. Walau begitu, dirinya menegaskan proyeksi tersebut dengan asumsi IHSG tahun ini ditutup di level 6.600.
Dengan proyeksi tersebut, tiga sektor utama yang memiliki sektor positif yakni keuangan, FMCG, dan infrastruktur telekomunikasi. Selain ketiga sektor tersebut, dia juga masih menilai positif untuk sektor komoditas seiring harga yang cukup baik.
Baca juga: IHSG Sore Ini Ditutup Melemah 0,83 Persen ke 6.547, Senin 20 Desember
Untuk keuangan, menurutnya perbankan akan menjadi salah satu emiten yang memiliki prospek baik. "Seiring pemulihan ekonomi tentunya membutuhkan pendanaan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (28/12).
Kemudian untuk FMCG, dengan berjalannya pemulihan ekonomi sehingga ada harapan pemulihan daya beli pula.
Baca juga: IHSG Naik 25,96 poin ke 6.555,55, Investor Asing Jual Bersih Rp 182 Miliar
Di tengah proyeksi saat ini, Wawan menuturkan memang saat ini harga CPO yang tinggi dapat meningkatkan biaya bahan baku tetapi dia melihat kenaikan harga CPO memang biasa terjadi di akhir tahun.
"Lagipula dengan kenaikan daya beli tentunya tidak akan terlalu memberikan dampak," sebutnya.