TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir merespons cepat terkait meroketnya harga minyak goreng yang beredar di pasaran.
Erick Thohir langsung melakukan operasi pasar 1,2 juta liter minyak goreng untuk mengembalikan stabilitas harga.
Erick pun bersama perwakilan dari PT Perkebunan Nusantara III (PTPN), selaku Induk Holding Perkebunan, menggelar operasi pasar di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.
Operasi ini juga sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam menekan harga minyak yang melambung.
"Sesuai yang sudah diarahkan bapak presiden makanya Kementerian BUMN dan PTPN melakukan operasi pasar tambahan yang di mana dari target 1,2 juta liter kita juga akan kontribusi sebagian dari itu, tapi produk mereknya berbeda nanti," ujar Erick pada Sabtu (08/01).
Baca juga: DPR Minta Harga Jual Minyak Goreng Disediakan Pemerintah Sesuai HET, Rp 11 Ribu Per Liter
Lebih lanjut, Erick pun mengatakan bahwa melalui anak usaha dari PTPN III, yakni PT Industri Nabati Lestari (INL), tengah mengembangkan produksi turunan CPO.
Erick menyampaikan bahwa kemasan sederhana INL akan dikembangkan saat harga minyak tengah melambung.
"Kita pakai brand INL karena ini khusus brand ekonomis (value for money)," ungkap Erick.
Erick , menyebut bahwa harga minyak INL yang akan beredar dipasaran yakni sebesar Rp 14 ribu per liter, yang tersedia dalam dua kemasan yakni 450 ml dan 900 ml.
Erick mengatakan BUMN harus memanfaatkan momentum ini dengan mulai mengenalkan kemasan sederhana khusus untuk pasar tradisional.
"Untuk sementara akan beredar wilayah Medan dan Sumut dulu," ucap Erick.
Seperti diketahui, per Januari 2022, Kementerian BUMN telah memiliki tiga produk minyak dengan segmentasi berbeda.
Yakni Nusakita 100 persen price index dari market leader (bimoli), Salvaco (92-95 persen price index bimoli), dan kemasan sederhana INL (88-90 persen price index market leader/bimoli).
"Kapasitas mesin pengemas baru mulai kita investasi tahun ini dan akan berkembang terus sampai 2023," tutupnya.