News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penerbitan Obligasi Pada 2021 Capai Rp 106,8 Triliun, Tahun Ini Berapa?

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan melintas dengan latar layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Para emiten di bursa efek Indonesia mulai aktif mencari pendanaan melalui penerbitan surat utang sejak 2021.

Penerbitan obligasi korporasi pada 2021 mencapai 220 produk senilai Rp 106,8 triliun.

Jika dibandingkan dengan 2020, jumlah tersebut mengalami pertumbuhan 19,12%.

Pada 2022, angka tersebut diproyeksikan akan kembali mencatatkan kenaikan.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto memproyeksikan, dengan semakin pulihnya ekonomi di tahun ini, maka para emiten akan semakin gencar untuk melakukan ekspansi bisnisnya.

Baca juga: APLN Tuntaskan Pembayaran Bunga Utang Obligasi 300 Juta Dolar AS

Selain itu, dengan adanya obligasi yang jatuh tempo, beberapa emiten juga akan melakukan refinancing dengan menerbitkan kembali obligasi.

“Setidaknya, jumlah penerbitan obligasi korporasi di tahun ini bisa naik sekitar 15% dari tahun lalu,” kata Ramdhan kepada Kontan.co.id, Senin (10/1/2022).

Apalagi, dari sisi demand, ia meyakini obligasi korporasi masih akan diburu para investor, khususnya bagi para investor yang ingin optimalkan return.

Dengan likuiditas yang masih berlimpah, namun rate deposito masih rendah, lalu obligasi negara masih akan volatile seiring adanya kenaikan suku bunga acuan global, maka obligasi korporasi akan jadi pilihan paling menarik.

Baca juga: IHSG Melonjak di Jumat Sesi I, Naik 0,67 Persen ke 6.697,74, Investor Asing Borong Saham BCA

Hanya saja, Ramdhan menyebut tantangan untuk penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini adalah kenaikan suku bunga acuan.

Hal ini berpotensi membuat cost of fund para emiten sedikit lebih besar.

Oleh karena itu, ia melihat akan banyak emiten yang mengoptimalkan penerbitan obligasi korporasi sebelum suku bunga acuan naik.

“Hal ini juga akan membuat kupon obligasi korporasi di 2022 akan mengalami sedikit kenaikan dibanding tahun lalu.

Para pelaku pasar akan meminta kupon lebih tinggi seiring suku bunga yang lebih tinggi,” imbuh Ramdhan.

Baca juga: Dibuka IHSG Langsung Menguat 0,22 Persen ke 6.710, Investor Asing Incar Saham 3 Bank Ini

Walau demikian, Ramdhan meyakini selama ekonomi terus membaik dan dunia industri semakin pulih, para perusahaan tidak akan kesulitan untuk memberikan kupon yang sedikit lebih tinggi.

Sementara bagi para investor, ia mengingatkan untuk tetap selektif dalam memilih obligasi korporasi.

Terlebih lagi jika penerbitnya tergolong baru dalam menerbitkan obligasi.

“Emiten lama lama yang sudah sering terbitkan obligasi korporasi, itu bisa jadi nilai plus karena secara historis sudah terbukti kemampuan dan kemauan membayarnya,” tutup Ramdhan.

Sumber: Kontan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini