TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah berencana mengganti penggunaan gas LPG (Liquified Petroleum) dengan DME (Dimethyl Ether).
Api yang dihasilkan dari DME dan api yang dari LPG jika digunakan untuk memasak, hasilnya sama saja.
DME (Dimethyl Ether) ini merupakan hasil olahan atau pemrosesan dari batu bara berkalori rendah.
Sebagai informasi, proyek hilirisasi batu bara menjadi DME ini telah dirancang sejak tahun 2020.
Diwartakan Tribunnews.com sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, mengatakan proses investasi perusahaan asal Amerika Serikat (AS), yakni Air Products & Chemical Inc untuk proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) sudah dilakukan sejak 2020.
Baca juga: DME Dinilai Dapat Gantikan Elpiji, Apa Perbedaannya? Ini Penjelasan Lengkapnya
Baca juga: Pertamina Sebut Peralihan LPG ke DME Butuh Waktu Panjang
Menurut Bahlil, waktu itu Menteri BUMN, Erick Thohir, sudah melakukan inisiasi dengan Pertamina ke Amerika.
"Kemudian, dilanjutkan pembahasan teknis dengan Pak Menteri ESDM, Arifin Tasrif, tapi barang ini belum bergerak," ujarnya saat acara "Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimethyl Ether (DME)", Senin (24/1/2022).
Setelah itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Bahlil untuk menyelesaikan tugas hilirisasi tersebut ketika dilantik sebagai Menteri Investasi.
"Saya ingat betul, begitu dilantik jadi Menteri Investasi, tugas pertama adalah bagaimana menyelesaikan hilirisasi," katanya.
Lantas, apa sebenarnya DME itu?
Berikut ini fakta-fakta DME (Dimethyl Ether), yang dirangkum Tribunnews.com dari beberapa sumber.
1. DME adalah hasil olahan batu bara
Dimethyl Ether (DME) merupakan hasil olahan atau pemrosesan dari batu bara berkalori rendah.
Program gasifikasi batu bara atau DME ini dapat meningkatkan nilai tambah batu bara.