News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tarif Tiket Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Rp 150 Ribu, Balik Modal Terealisasi Setelah 40 Tahun

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pekerja menyelesaikan konstruksi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Tunnel 2 di Desa Bunder, Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis, (27/1/2022). Struktur tanah pada tunnel 2 telah melibatkan ahli dari China serta Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengatasi hambatan geografis karena memiliki karakteristik tanah yang lapuk apabila terekspos saat penggalian sehingga berpotensi menimbulkan pergerakan konstruksi timbunan maupun jalan yang terdapat di atasnya. Secara garis besar, progres proyek KCJB untuk konstruksi jembatan KCJB sudah mencapai 89,30 persen, Subgrade 78,41 persen, dan Tunnel 98,07 persen atau 10 dari 13 tunnel telah berhasil tembus. Tribunnews/Jeprima

Terkait progres pembangunan kereta cepat Jakarta - Bandung, hingga saat ini sudah 79,90 persen.

"Presiden berharap pada akhir 2022 sudah uji coba dinamis di Tegal luar ke Padalarang. Diharapkan ini mengurangi kemacetan," tutur Dwiyana.

Pekerja Asing

Dalam paparan yang sama di hadapan anggota komisi V DPR, Dwiyana juga menjelaskan mengenai jumlah tenaga asing dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Dwiyana mengatakan proyek tersebut menggunakan tenaga asing karena tingkat kesulitan yang tinggi.

Namun kini jumlah tenaga asing yang dipekerjakan sudah berangsur berkurang.

Saat ini rasio tenaga kerja asing dengan tenaga kerja lokal yang tadinya 1:4 menjadi 1:7.

Terdiri dari tenaga kerja asing sebanyak 2.010 orang dan tenaga kerja lokal sebanyak 13.477 orang, sehingga total pekerja 15.487 orang.

Penurunan penggunaan TKA tersebut menurut Dwiyana merupakan imbas dari transfer teknologi dan pengetahuan yang telah berlangsung.

Baca juga: Terowongan Proyek Kereta Cepat Dikabarkan Longsor, Ini Penjelasan PT KCIC

"Alhamdulillah sampai hari ini kita bisa mengurangi porsi tenaga asing, dimana perbandingannya 1:7," kata Dwiyana.

Dwiyana juga mengakui pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung mengalami sejumlah kendala.

Kendala pertama adalah masalah pendanaan. Ia mengatakan PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika sebagai pemimpin konsorsium belum bisa menyetor modal penuh.

Perubahan komposisi pemegang saham pun berubah.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) ditunjuk sebagai pemimpin konsorsium menggantikan WIKA dan pada 31 Desember 2021 baru melakukan setoran modal kepada KCIC.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini