News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BRIN Kenalkan Teknologi Sterilisasi Terbaru, Mudahkan UMKM Ekspor Bahan Pangan

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Riki Rionaldi, S.STP, M.Si, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri, CEO Okwi Food Indonesia Ahmad Dwiyanto  dan Dr Hardi Julendra, SPt MSc selaku Plt. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L UMKM dan Masyarakat di Rakor Pembinaan UMKM di Gedung Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek Cibinong, Jawa Barat, Rabu (9/2/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) kini bisa lebih mudah  mengekspor bahan kuliner dengan dukungan teknologi pengalengan yang memungkinkan pelaku UMKM kuliner menyimpan bahan di suhu ruang selama satu tahun.

Hadirnya inovasi kemasan hasil inovasi BRIN ini akan membuat pelaku kuliner usaha mikro kecil menengah (UMKM) bisa naik kelas dan berdaya saing global dengan mengekspor produknya.

CEO Okwi Food Indonesia Ahmad Dwiyanto mengatakan, selama ini banyak produk kuliner misalnya yang bersantan hanya dapat bertahan untuk bisa dikonsumsi dalam hitungan 8-10 jam di dalam suhu ruang.

"Namun bantuan teknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bisa tahan hingga satu tahun, tanpa tambahan MSG dan tambahan bahan pengawet," katanya di acara Rakor Pembinaan UMKM di Gedung Pusat Pemanfaatan dan Inovasi Iptek Cibinong sekaligus menerima kunjungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di Bogor, Jawa Barat, belum lama ini.

Baca juga: Riset BRIN: 43 Persen Masyarakat Terganggu Aktivitas Sosial Media Dipantau Aparat

Pertemuan itu sekaligus untuk sosialisasi dan literasi teknologi pengalengan makanan oleh Okwi Food ini bersamaan dengan misi Indonesia dalam Spice Up The World yang dicanangkan sebagai program strategis pemerintah dengan tujuan meningkatkan ekonomi secara masif.

Dikatakan Ahmad, adanya pengembangan teknologi sterilisasi (canning and pouch) ini tentunya akan menjadi harapan baru bagi pelaku UMKM di bidang kuliner.

Baca juga: BRIN Ungkap Kendala Pengembangan Vaksin Merah Putih Belum Juga Usai

"Kuliner bisa memiliki masa simpan yang panjang, bisa diekspor dan tentunya memiliki nilai tambah ekonomi," katanya.

Dalam kesempatan yang sama,  Dr Hardi Julendra, SPt MSc selaku Plt. Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada K/L UMKM dan Masyarakat mengatakan, supaya makan makanan bisa awet, prosesnya perlu melewati berbagai proses pengawetan.

Baca juga: Eijkman Dilebur ke BRIN, Wakil Ketua DPR Minta Hak Peneliti Dipenuhi  

"Bisa menggunakan pengawetan kimia dengan penambahan bahan aditif tertentu, bisa juga menggunakan pengawetan secara biologi melalui fermentasi dengan menambahkan berbagai bakteri baik tertentu," katanya.

Selain itu, kata dia ada pula pengawetan secara fisika yang disarankan BRIN untuk digunakan. Juga ada pengawetan fisika, bagaimana kita mensterilkan bahan-bahan tertentu melalui proses fisika.

"Panas misalnya, kita melakukan proses pemanasan suatu makanan sehingga bakteri-bakteri bisa tidak tumbuh di makanan tersebut.

Proses pengalengan yang kita lakukan dengan teknologi, menggunakan proses pengawetan fisika," kata Hardi Julendra.

Gubernur Provinsi Kepulauan Riau H. Ansar Ahmad menunjuk Disperindag Provinsi Kepri yang diwakili oleh Riki Rionaldi, S.STP, M.Si selaku Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepri melakukan peninjauan lapangan terkait rencana pengadaan teknologi senilai Rp 1,4 Miliar sebagai angka anggaran tahun 2022.

Riki Rionaldi mengatakan Program UMKM Go Digital Go Export dengan melakukan satu wujud nyata dukungan kepada UMKM melalui koperasi produk kulinernya dapat disterilisasi melalui pengalengan agar produknya bisa bertahan di atas satu tahun.

"Bisa dilakukan melalui pengalengan, bisa pouch packaging agar produk-produk tradisional food Kepulauan Riau ini bisa tidak hanya sebagai buah tangan saja alias oleh-oleh tapi juga bisa memenuhi selera konsumen di daerah-daerah potensi ekspor untuk meningkatkan nilai ekspor non migas Kepri," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini