Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS) berencana menjadi perusahaan terbuka (Go Public) dengan melepas sebanyak-banyaknya 40 persen saham dan membidik dana Rp 2 triliun dari penjualan saham perdana di bursa efek Indonesia tahun ini.
Ahli Sawit dan Perhutanan Dr Sadino menilai CEO NSS Teguh Patriawan cukup banyak menarik perhatian investor.
Menurutnya, Teguh berpengalaman selama 40 tahun di industri kelapa sawit termasuk bekerja di Sinarmas Group selama 15 tahun.
Baca juga: IHSG Dibuka Naik Tipis 0,01 Persen ke 6.849, Investor Asing Lepas Saham Rp 45,54 Miliar
Sebelumnya dia juga bekerja di sektor kehutanan setelah lulus dari Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
"Secara pribadi saya menilai beliau mempunyai pendirian yang teguh sesuai namanya Teguh Patriawan. Dari sisi regulasi, saya melihat beliau selalu berusaha memenuhi prosedur peraturan dengan teliti," jelas Sadino dalam keterangannya, Jumat (18/2/2022)
Sadino mengatakan, dirinya mengenal Teguh Patriawan sejak tahun 2009 atau lebih dari 13 tahun lalu.
Baca juga: IHSG Rabu Siang Naik ke 6.839, Investor Asing Beli Bersih Rp 295,88 Miliar
Dia menilai dari sisi tata kelola perusahaan perkebunan, Teguh berupaya selalu memenuhi prosedur dan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan teliti.
Dari sisi kemampuan bisnis, dia menilai Teguh Patriawan sangat cermat melihat peluang usaha.
Terlihat dari langkahnya memasuki industri sawit 30 tahun lalu dan hingga saat ini permintaan terhadap CPO tetap tinggi dan diprediksi terus meningkat di masa mendatang.
Baca juga: IHSG Terpuruk, Jatuh 1,19 Persen ke 6.734 Investor Asing Catat Beli Bersih 348 Miliar
"Menurut saya, Pak Teguh sebagai praktisi kehutanan yang lahir dari era kejayaan kayu. Ternyata beliau mempunyai pandangan yang cermat bahwa kayu akan sunset, sehingga bisa melihat lebih jauh untuk prospek sawit," imbuhnya.