Laporan Wartawan Tribunnews.com, Hari Darmawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengungkapkan, akar permasalahan truk Over Dimension Over Loading (ODOL) di Indonesia karena tarif angkutan barang yang semakin rendah.
Selain itu menurut Djoko, pemilik barang yang tidak mau keuntungannya berkurang juga menjadi faktor permasalahan truk ODOL masih beredar.
"Bukan hanya pemilik barang saja yang tidak mau keuntungannya berkurang di tengah biaya produksi yang meningkat, pengusaha jasa angkutan barang pun tidak mau berkurang keuntungannya," ucap Djoko, Selasa (22/2/2022).
Baca juga: Polda Banten Sosialisasi Penertiban Truk ODOL, Aptrindo Keberatan Jika Tebang Pilih
Hal tersebut, lanjut Djoko, berimbas kepada pengemudi truk ODOL yang dituntut harus menyiapkan biaya untuk kejadian yang tidak terduga selama di lapangan.
"Pengemudi truk harus menyiapkan biaya untuk kondisi di lapangan, seperti pungutan liar oknum berseragam maupun tidak," kata Djoko.
Pengemudi truk juga tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan perjalanan membawa barang ke tempat tujuan. Menurut Djoko, uang yang dibawa pulang tidak setara dengan lama waktu bekerja.
"Akhirnya, profesi pengemudi truk tidak memikat banyak orang lain dan membuat semakin sulit mendapatkan pengemudi truk yang berkualitas," kata Djoko.
Baca juga: Kemenhub Jaring 48 Unit Truk ODOL di Exit Gerbang Tol Cikampek Utama
Djoko juga menegaskan, saat ini populasi pengemudi truk semakin berkurang dan bisa jadi Indonesia akan kehilangan pengemudi truk yang profesional.
"Kita tentunya harus menjadikan pengemudi truk itu mitra, bukan selalu dijadikan tersangka. Tingkatkan kompetensinya dan naikan pendapatannya," kata Djoko.