TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) akan 'ngebut' pada tahun ini.
Perusahaan BUMN asuransi jisa ini, menyatakan bakal meluncurkan 26 produk baru berbasis proteksi sepanjang 2022.
Program ini tentunya disertai bersama pembayaran polis kepada eks nasabah Jiwasraya.
Mahendra Djoko Prasetyo, Plh Head of Corporate Secretary IFG Life mengatakan, untuk mendukung pengembangan bisnis, IFG Life akan melakukan pengembangan produk dengan menciptakan produk yang berorientasi pada konsumen (customer centric) berbasis proteksi, dengan tarif yang kompetitif dan fleksibel sesuai dengan kebutuhan pasar.
Baca juga: Literasi Belum Maksimal, Industri Asuransi Perlu Genjot Lagi Edukasi ke Masyarakat
"Pemasaran yang akan dilakukan pun akan berkembang melalui platform digital agar bisa lebih mudah dan transparan. Dengan hal tersebut, diharapkan IFG Life dapat menembus penetrasi pasar secara lebih luas," ujar Mahendra kepada Kontan.co.id.
Seperti di awal tahun ini, IFG Life telah menandatangani dua perjanjian, yang pertama adalah Perjanjian Kerjasama Bancassurance dan Asuransi Kesehatan antara PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk dan PT Asuransi Jiwa IFG, serta Perjanjian Kerjasama Produk Asuransi Kesehatan Kumpulan antara PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia dan PT Asuransi Jiwa IFG.
Untuk kerjasama dengan Mandiri Inhealth yaitu pada produk asuransi bersama yang akan dipasarkan secara ritel. Sementara dengan Bank BTN, IFG Life akan mempersiapkan produk-produk proteksi bagi nasabah BTN.
Baca juga: Pastikan Kewajiban ke Peserta Terpenuhi, Asuransi dan Dana Pensiun BUMN Didorong Terapkan LDI
"Produk kerjasama ini sudah memasuki proses perizinan. Di internal IFG Life, telah dilaksanakan sosialisasi kepada tenaga pemasar untuk mempersiapkan pemasaran produk kerjasama tersebut," kata Mahendra.
Mahendra mengatakan bahwa, saat ini perusahaan memfokuskan pada 3 pilar bisnis yaitu, optimalisasi portofolio eksisting, bisnis baru dari lini kesehatan maupun asuransi jiwa di semua saluran pemasaran, dan rencana konsolidasi DPLK untuk BUMN Indonesia.
"IFG Life didukung penuh sebagai bagian dari Holding IFG dan juga ekosistem BUMN. Hal ini tentunya memberikan kemudahan dalam hal kolaborasi dan sinergi dengan perusahan BUMN lain dalam hal pengembangan bisnis kedepannya," sambung Mahendra.
Di tahun ini, IFG Life juga bakal menerapkan strategi investasi yang berbeda dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) untuk mencegah gagal bayar di masa mendatang.
Baca juga: Asuransi Pensiunan Nasional Jepang Harus Dibayar Pula Oleh Pelajar?
Direktur Keuangan dan Investasi IFG Life Farid Azhar Nasution menambahkan, IFG Life bakal memperhatikan prinsip liability-driven investment (LDI), yakni menempatkan alokasi portofolio investasi berdasarkan karakteristik kewajiban polis tiap-tiap produk asuransi yang dijual perseroan.
"Belajar dari Jiwasraya yang dulu menggunakan satu fund untuk seluruh produk, sekarang di kami tidak. Tiap produk kami buatkan asset liability management atau kami menyebutnya LDI," kata Farid.
Perusahaan akan mengidentifikasi karakteristik kewajiban dari tiap produk yang kemudian dipasangkan dengan aset investasinya. Hal ini akan membuat tiap produk IFG Life memiliki back-up asset yang sesuai dengan karakteristik kewajiban polis, baik dari sisi durasi maupun likuiditasnya.
"Dengan strategi ini, kami yakin potensi gagal bayar klaim di masa mendatang tidak akan terjadi lagi," tegas Farid. (Selvi Mayasari/Herlina Kartika Dewi)