Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan energi yang bermarkas di Dusseldorf, Jerman E.ON menolak tuntutan untuk menutup pipa Nord Stream 1 sebagai bagian dari sanksi yang diberikan untuk Rusia, akibat negara tersebut menginvasi Ukraina.
Pemerintah Jerman menghentikan pipa Nord Stream 2 pada pekan lalu. Kemudian Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki pada hari Sabtu (26/2/2022) kemarin menyerukan penutupan Nord Stream 1, yang telah mentransfer gas Rusia ke Jerman sejak 2011.
Dilansir dari Reuters.com, Senin (28/2/2022) Nord Stream adalah perusahaan patungan dari Gazprom Rusia, produsen minyak dan gas Jerman Wintershall DEA, PEG Infrastruktur E.ON, Dutch Gasunie dan French Engie.
E.ON, sendiri diketahui memegang 15,5 persen saham di Nord Stream 1, dan mengatakan proyek ini berbeda dengan diskusi yang sedang berlangsung mengenai jalur Nord Stream 2.
Baca juga: Rusia Bombardir Kyiv, Ledakan Bom Seperti Kembang Api, Asap Tebal Membumbung di Penjuru Kota
E.ON mengatakan Nord Stream 1 merupakan pipa impor gas yang diizinkan untuk beroperasi penuh dan menambahkan jika kapasitas jalur tersebut telah digunakan sepenuhnya dalam dua tahun terakhir.
Baca juga: Rusia Siapkan Pengepungan Ibu Kota Kyiv: Sirine Meraung-raung, Jalanan di Pusat Kota Mulai Kosong
Hari Minggu (27/2/2022) kemarin, Kanselir Jerman Olaf Scholz memutuskan bertindak setelah Rusia menyerang Ukraina dan mengumumkan dalam pidatonya di sesi khusus Parlemen, Jerman akan mempercepat pembangunan dua terminal untuk menerima gas alam cair (LNG), sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan mereka terhadap energi dari Rusia.