Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Nanotech Global Indonesia Tbk (NIG) optimistis permintaan pasar di bidang alat kesehatan, farmasi, dan obat herbal serta kecantikan terus meningkat.
“Pada masa pandemi Covid-19, permintaan terhadap produk-produk untuk meningkatkan imunitas dan pencegahan penyakit meningkat tinggi, salah satunya permintaan terhadap produk Propolis,” ujar Komisaris Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Nurul Taufiqu Rochman, dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (4/3/2022).
“Omzet Propolis cukup tinggi, potensinya bisa mencapai Rp 20 miliar per tahun, sedangkan metode produksi berbasis riset Nanoteknologi tersebut berpotensi untuk dipatenkan yang akan berlaku selama 20 tahun,” kata Nurul Taufiqu Rochman.
Pendapatan neto NIG pada 2020 melonjak tiga kali lipat dari Rp 4,70 miliar pada 2019 menjadi Rp 16,04 miliar. Sementara hingga 30 Juni 2021, perseroan mengantongi pendapatan netto Rp 13,85 miliar.
Baca juga: Gelombang Ketiga Covid-19, Industri Farmasi Siap Pasok Obat dan Vitamin ke Pasien
Dari total pendapatan per 30 Juni 2021, kontribusi produk Propolis mencapai Rp 5,09 miliar atau 37 persen dari total pendapatan netto.
Nurul menyatakan perseroan masih terus tumbuh dengan mengembangkan berbagai teknologi (termasuk alat kesehatan) yang diperlukan pada masa pandemi Covid-19.
Baca juga: Perusahaan Farmasi Novavax Inc Mulai Kembangkan Vaksin untuk Cegah Varian Omicron
“Pada masa mendatang, permintaan di sektor kesehatan, farmasi dan kecantikan akan terus meningkat sejalan dengan kebangkitan perekonomian Indonesia menyongsong negara maju,” kata Nurul Taufiqu Rochman.
Direktur Utama PT Nanotech Indonesia Global Tbk, Suryandaru, melihat potensi pasar yang cukup besar, pihaknya terus meningkatkan kapasitas.
Baca juga: Pemerintah dan Surveyor Indonesia Genjot TKDN Industri Farmasi Lokal
Guna menambah dana pengembangan usaha, NIG berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Maret 2022. “Dana yang terhimpun untuk meningkatkan kinerja perseroan, termasuk untuk lini usaha farmasi dan obat herbal,” ujar Suryandaru.
Sebesar Rp 16,70 miliar dana akan digunakan untuk belanja modal berupa pembelian mesin dan perlengkapan teknologi kesehatan, kosmetik, dan farmasi untuk mendukung pengembangan dan perluasan usaha SBU di bidang kesehatan, kosmetik dan farmasi.
Perseroan akan melepas 1.285.000.000 saham atau setara dengan sekitar 29,99 persen saham melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO) dengan harga penawaran Rp 100 per saham.
Calon emiten dengan kode saham NANO ini mengantongi dana dari IPO sekitar Rp 128,5 miliar.
Caption : PT Nanotech Global Indonesia Tbk (NIG) optimistis permintaan pasar di bidang alat kesehatan, farmasi, dan obat herbal serta kecantikan terus meningkat.