News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ukraina Galang Dana Lewat NFT untuk Biayai Tentaranya Perang Melawan Rusia

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kerusakan di pintu masuk gedung setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Constitution Square di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada 2 Maret 2022 oleh serangan masif militer Rusia. (Photo by Sergey BOBOK / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov mengungkapkan langkah terbaru negaranya mengumpulkan dana dalam aset kripto melalui penjualan Non-Fungible Token (NFT).

Dana yang terkumpul digunakan untuk membiayai kebutuhan perang angkatan bersenjata Ukraina melawan Rusia.

Non-Fungible Token (NFT), sejenis aset kripto yang mewakili file digital seperti gambar, video maupun teks. Popularitas NFT mengalami peningkatan di tahun 2021, dan berhasil menghasilkan volume penjualan sebesar 25 dolar AS.

Sayangnya, Mykhailo Fedorov belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai proyek peluncuran NFT tersebut.

“Kami akan segera mengumumkan NFT untuk mendukung Angkatan Bersenjata Ukraina. Setiap hari semakin banyak orang yang bersedia membantu Ukraina untuk melawan agresi." kata Mykhailo Fedorov dalam sebuah tweet, yang dikutip dari situs Reuters.com.

Baca juga: PLTN Zaporizhzhia Luluh Lantak Dibombardir Rusia dari Segala Lini

Selain Federov, Kementerian Transformasi Digital Ukraina juga mempelopori upaya Ukraina untuk mengumpulkan dana dalam aset kripto.

Pekan lalu, Ukraina memposting seruan di media sosial yang berisi permintaan donasi bitcoin dan token digital lainnya.

Baca juga: Rusia Ancam Stop Aliran Gas, Jerman Ancang-ancang Gunakan Pembangkit Listrik Batu Bara

Menurut peneliti blockchain, Elliptic pada Rabu (2/3/2022) kemarin, Ukraina telah mengumpulkan donasi kripto senilai hampir 43 juta dolar AS. Kementerian transformasi digital Ukraina menyampaikan dana yang mereka peroleh akan digunakan untuk melawan serangan tentara Rusia.

Platform Pertukaran Kripto Menolak

Fedorov minggu lalu meminta pertukaran kripto besar untuk memblokir alamat dompet digital pengguna Rusia.

Namun beberapa platform utama menolak untuk memberlakukan larangan tersebut, yang menurut para ahli dapat melemahkan upaya negara Barat untuk mengisolasi Rusia setelah invasinya ke Ukraina.

Baca juga: Ukraina Terus Mengulur Perundingan, Presiden Putin: Kami Akan Tambah Klausul Tuntutan

Negara Barat memberikan sanksi pada Rusia yang bertujuan untuk menekan ekonomi Rusia dan memutuskan sistem keuangan global. Sanksi dan pembatasan ini memaksa perusahaan-perusahaan menghentingkan aktivitas bisnisnya di Rusia.

Platform pertukaran kripto, termasuk Binance, Kraken dan Coinbase yang berbasis di AS telah menghentikan larangan total kepada pengguna Rusia, meskipun adanya permintaan dari pemerintah Ukraina terkait pemblokiran alamat dompet pengguna Rusia.

Ketiga platform pertukaran kripto tersebut mengatakan akan menyaring pengguna dan memblokir siapa pun yang menjadi sasaran sanksi.

Pertukaran kripto berujar, permintaan itu akan bertentangan dengan etos bitcoin dalam menawarkan akses pembayaran yang bebas dari pengawasan pemerintah.

Namun, ahli anti-pencucian uang memperingatkan, pertukaran kripto dapat memungkinkan Rusia untuk memindahkan uang ke luar negeri, sehingga merusak upaya Barat untuk menekan Rusia agar mundur dari perang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini