News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Harga Pertalite Ditahan meski Harga Minyak Mentah Melambung, Ini Kata Pengamat

Penulis: Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di Kota Gorontalo, angka proporsi konsumsi Pertalite mencapai 83,9%, sedangkan di Kabupaten Gorontalo mencapai 88,2%.Harga Pertalite Ditahan meski Harga Minyak Mentah Melambung, Ini Kata Pengamat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dampak melambungnya harga minyak mentah dunia, PT Pertamina (Persero) menaikkan harga beberapa jenis bahan bakar minyak (BBM) per 3 Maret 2022. BBM yang mengalami kenaikan adalah jenis Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

Kendati demikian, jenis Pertamax dan Pertalite tidak mengalami kenaikan harga.

"Untuk harga BBM Pertamax dan Pertalite tidak ada perubahan," ujar Corporate Secretary Subholding Commercial And Trading Pertamina Irto Ginting, dikutip Sabtu (5/3/2022).

Baca juga: Polisi Tangap IRT Penjual Bensin Eceran Oplosan Pertalite dan Minyak Hitam di Sumatera Selatan

Baca juga: Anggota DPR: Pemulihan Ekonomi Bakal Gagal Jika Pemerintah Naikkan Harga BBM Bersubsidi

Harga BBM jenis Pertalite dipastikan tidak naik meskipun harga minyak mentah dunia dalam tren melonjak sebagai dampak invasi Rusia ke Ukraina dan naiknya permintaan global seiring dengan pemulihan ekonomi pascapandemi COVID-19.

Apalagi, Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna, dalam diskusi virtual beberapa waktu lalu, menyebutkan harga Pertalite dalam waktu lima hingga enam bulan tidak akan naik kendati harga jual Pertalite saat ini lebih rendah jika dibandingkan nilai keekonomiannya.

SPBU di Jalan Merbabu, Medan Kota, yang menjual Pertalite dengan harga Premium, dipadati kendaraan sepeda motor, becak dan mobil pribadi, Selasa (28/12/2021). (Tribun-Medan.com/Tribun-Medan.com/Anugrah Nasution) (Tribun-Medan.com/Anugrah Nasution)

Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro, mengatakan kebijakan untuk menahan harga jual Pertalite merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan Pertamina dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih tertekan akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan pokok.

“Saya kira kepedulian dan niat baik Pertamina tersebut sangat positif pada masyarakat,” ujar Komaidi, Senin (7/2/2022).

Pergerakan harga minyak dunia yang terus menguat membuat harga keekonomian Pertalite di atas Rp 10 ribu per liter. Pada awal Maret, harga sejumlah jenis BBM yang dijual di SPBU Pertamina yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami penyesuaian harga mengikuti naiknya harga minyak mentah dunia.

Penaikan harga BBM selektif itu merupakan keputusan tepat dan cermat untuk mengurangi beban APBN, tanpa memicu inflasi dan memperburuk daya beli rakyat. Namun, Pertalite dan Pertamax harganya masih sama seperti sebelumnya, yakni Pertalite Rp 7.650 per liter dan Rp 9.000 per liter.

Menurut Komaidi, saat ini sulit memprediksikan puncak harga minyak dunia karena akan dipengaruhi berbagai faktor. Faktor pendorong kenaikan harga minyak lebih pada faktor psikologis yang dalam konsep ekonomi banyak dikenal dengan teori ekspektasi rasional.

“Dasar pengambilan keputusan bukan pada ukuran fundamental ekonomi tetapi lebih pada faktor kepanikan jika dalam konteks perang,” ujarnya.

Doktor ekonomi lulusan Universitas Trisakti itu menambahkan jika kepanikan terus meluas dan masif pada skala dunia, akan dengan mudah harga melampaui level 120 dolar AS per barel. Bahkan, katanya, ada potensi komoditas ini menyentuh angka 150 dolar AS per barel.

“Tapi prediksi-prediksi ini sulit ditemukan justifikasinya mengingat variabel kepanikan sulit dihitung,” ujarnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini