TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA. Perhiasan merupakan bisnis yang tak lekang oleh zaman. Bahkan saat badai pandemi menghantam, bisnis ini masih bertahan.
Andi Riestandi Puratama, owner ArLuxury Diamond menyebutkan membuktikan bahwa bisnis perhiasan tidak pernah lekang oleh zaman.
Ditengah pandemi pun, dirinya mengaku permintaan perhiasan masih tetap baik kendati sedikit menurun.
Namun, ditengah gejolak ekonomi global saat ini harga perhiasan apalagi yang terbuat dari berlian dan permata merangsek naik.
Baca juga: Respons DJ Una Usai Aksi Panggungnya Disawer Uang dan Perhiasan Viral, Polisi Pun Angkat Bicara
Baca juga: Dari Playlist Sampai Perhiasan Berlian, Ini Hadiah Tepat Sesuai Love Language Pasanganmu
Pelaku bisnis jual beli perhiasan yakin jika perhiasan tidak hanya dijadikan status sosial tetapi juga simbol momen tertentu.
Momen pernikahan misalnya, untuk mengabadikan momen tersebut maka perhiasan menjadi hal yang wajib menghiasi acara sakral tersebut.
Karena itu meski badai pandemi menghantam, bisnis ini masih bertahan.
“Meski pandemi, sebagian masyarakat pun akan tetap melangsungkan pernikahan meski dengan ruang yang terbatas,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa mulai menggeluti bisnis ini sejak tahun 2019 dengan membuka store di Mall Taman Anggrek.
Tak butuh waktu lama, banyak pelanggan berdatangan hingga bisnisnya terus berkembang.
Andi sengaja membuat banyak pilihan desain dan custom design untuk pelanggannya.
“Pembeli lebih sering ke store di Jakarta, tetapi juga banyak pesanan dari luar negeri seperti Malaysia, Brazil dan Hongkong. Jadi mereka yang sudah menjadi pelanggan tetap merekomendasikan store kami karena memang kualitas kami yang terbaik,” lanjutnya.
Ketika pandemi melanda, Andi sempat ragu usahanya bakal berjalan maksimal.
Apalagi kala itu ada penerapan PSBB dan PPKM yang membuat jam operasional store terganggu.
Imbasnya Ia terpaksa berhutang sebesar Rp 700 juta untuk menutup kerugian akibat jam operasional terbatas.
Andi menyebut bahwa kala itu memang dirinya merintis sendirian, bahkan ketika mendapatkan kerugian Ia tidak bisa bergantung banyak pada orangtuanya.
Ayahnya yang seorang tentara dan ibu yang hanya berprofesi sebagai guru tentu tidak memiliki dana yang cukup untuk menutup kerugiannya.
Namun, sekali lagi keberuntungan berpihak padanya.
Bisnis perhiasan ini kembali ramai peminat usai pemerintah secara berkala membuka aktivitas.
Ia juga mempercepat penetrasi digital sehingga pelanggan tidak perlu datang langsung tetapi bisa memesan layanan home service.
Startegi ini justru malah membuat permintaan meningkat apalagi pandemi menyebabkan banyak orang cenderung memperbanyak aset ketimbang menaruh uang di bank.
“Selama pandemi memang agak menurun tapi orang mau menikah walaupun tanpa tamu kan tetap menikah. Jadi sepanjang tahun lalu itu minimal sekali saya mendapatkan omset Rp 2,7 miliar,” tambahnya.
Andi berkisah bahwa awal merintis usaha ini, dirinya merogoh modal hingga Rp 2 miliar untuk menyewa toko serta mendatangkan produk berlian dan permata.
Kini, dirinya menjelma menjadi pengusaha berlian dan permata yang sukses dengan cuan yang berkali lipat ketimbang modal yang ia keluarkan dulu.
Saat ini dari hasil usahanya tersebut dirinya telah memiliki beberapa unit rumah mewah salah satunya di Citra Sentul Raya seharga Rp 1,3 miliar dan juga membeli mobil BMW 320i keluaran terbaru.
Semuanya dibelinya dengan tunai sehingga menurutnya bagi yang ingin berkecimpung di bidang penjualan berlian dan permata saat ini merupakan momen yang tepat.
Nah, dirinya menyebut bahwa ditengah ketidakpastian adalah momen yang tepat untuk memulai bisnis. Menurutnya, bagi mereka yang ingin berbisnis perlu mencari bisnis-bisnis yang tak lekang oleh zaman seperti perhiasan.
Apalagi ditengah teknologi yang terus berkembang, pelaku usaha bisa memulai dengan menjadi reseller atau menjual via marketplace untuk menekan modal.
“Jangan takut memulai usaha, risiko memang pasti ada bagi tiap usaha. Bekerja kantoran pun demikian, mulai bisnis apapun ketika ditekuni pasti membuahkan hasil. Semoga pandemi ini cepat berakhir dan semua masyarakat yang sedang menjalankan usaha dapat dilancarkan meski dalam keterbatasan yang ada untuk saat ini. Intinya jangan takut untuk memulai,” tutupnya.