Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, DUBAI – Sebagian besar warga Rusia kini mulai berbondong-bondong beralih menggunakan mata uang kripto sebagai alat transaksi internasional setelah Amerika Serikat dan Uni Eropa mengenakan sanksi ekonomi terhadap Rusia pasca invasi Negeri Panda tersebut ke Ukraina, 24 Februari 2022 lalu.
Namun hal tersebut justru mengundang munculnya ancaman baru, yakni tindakan pembekuan aset kripto terhadap pihak mana saja yang terafiliasi dengan Rusia.
Hal ini kemudian membuat pemilik kripto asal Rusia mulai berbondong – bondong melikuidasi aset digitalnya.
Belakangan Uni Emirat Arab menjadi destinasi utama para investor kripto Rusia yang ingin mengamankan kekayaannya.
Menurut salah satu eksekutif perusahaan kripto UEA yang dikutip dari NYP, sebagian besar investor kripto Rusia memanfaatkan keterbukaan UEA dengan melikuidasi aset digital untuk berinvestasi di real estat ataupun mengubah uang virtual mereka menjadi mata uang keras (hard currency).
Baca juga: Bitfinex Tolak Bekukan Aset Kripto Milik Pengguna Warga Negara Rusia
Cara ini dipilih investor kripto Rusia lantaran diklaim dapat mengeluarkan uang digital mereka dari yurisdiksi atau kewenangan hukum.
Terlebih saat ini UEA telah melegalkan peredaran aset digital termasuk cryptocurrency di wilayahnya.
Baca juga: Marak Penipuan Kripto Berkedok Donasi Ukraina, Jaksa Agung Virginia Barat Peringatkan Warganya
Berbeda dari negara di Uni Eopa dan Amerika yang mulai membekukan aset kripto yang terafiliasi dengan Rusia, UEA justru bertindak sebaliknya.
Pemerintah Dubai justru menolak larangan tersebut, keputusan inilah yang kemudian memberi isyarat keterbukaan kepada warga Rusia.
Baca juga: Donasi Kripto untuk Ukraina Terus Melonjak, Berhasil Terkumpul 108 Juta Dolar AS
“Kami telah melihat banyak orang Rusia dan bahkan Belarusia datang ke Dubai dan membawa apa pun yang dapat mereka bawa, bahkan dalam crypto,” kata salah satu roker real estat UEA.
Sebagai informasi Swiss diketahui pernah menjadi rumah bagi para investor kripto Rusia. Bahkan dalam kurun waktu 10 hari terakhir, pialang Swiss berhasil melikuidasi miliaran dolar bitcoin dari klien asal Rusia.
Karena banyak negara di daratan Eropa yang mulai membekukan aset kripto Rusia, Pemerintah Swiss lantas ikut menerapkan kebijkan tersebut dengan tujuan memperhambat laju transaksi ekonomi Rusia.
Karena kebijakan ini, warga Rusia pemilik aset kripto memilih bermigrasi ke negara yang kontra dengan kebijakan ini, salah satunya UEA.