Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, KYIV – Wakil Perdana Menteri Ukraina Mykhailo Fedorov meminta Tether agar menghentikan semua transaksinya dengan pengguna Rusia.
Permintaan itu disampaikan Mykhailo Fedorov melalui akun Twitter-nya. Postingan Twitter Fedorov ini ditunjukan langsung kepada Chief Teckhnolofi Officer (CTO) Tether, Paolo Ardoino.
Tether belum menanggapi secara langsung permintaan Wakil Perdana Menteri Ukraina ini. Namun Tether Limited mengatakan akan melakukan pemantaun pasar agar tidak ada tindakan yang berbenturan dengan sanksi internasional.
"Tether melakukan pemantauan pasar secara konstan untuk memastikan bahwa tidak ada gerakan atau tindakan tidak teratur yang mungkin bertentangan dengan sanksi internasional." ujar perusahaan ini, seperti yang dikutip dari situs Coindesk.com, Minggu (13/3/2022).
Baca juga: Rusia Tuduh AS dan Ukraina Berkomplot Gunakan Kelelawar untuk Sebarkan Patogen
Kebijakan yang dikeluarkan Tether tampaknya sejalan dengan apa yang diungkapkan pertukaran kripto lain termasuk Coinbaes dan Kraken. Keduanya juga menolak permintaan Ukraina untuk menghentikan transaksi kepada semua akun pengguna Rusia.
Baca juga: Sempat Memilih Bertahan, Uniqlo Akhirnya Hentikan Bisnisnya di Rusia
Selama invasi yang dilakukan Rusia pada akhir Februari, warga Ukraina harus membayar mahal atas nilai dolar AS untuk stablecoin USDT Tether, yang seharusnya dipatok 1:1 di bursa mata uang kripto Ukraina, Kuna.
Mykhailo Fedorov, sekali lagi meminta platform kripto untuk memblokir transaksi, dari pengguna Rusia.
Baca juga: Departemen Keuangan AS Perluas Sanksi Ekonomi Rusia hingga ke Aset Kripto
Tether Limited merupakan perusahaan yang menerbitkan stablecoin USDT yang berbasis di Hong Kong. CTO perusahaan ini, Paolo Ardoino juga menjabat sebagai CTO pertukaran cryptocurrency Bitfinex.
Seruan untuk perusahaan pertukaran cryptocurrency agar menghentikan aktivitasnya dengan semua pengguna Rusia, termasuk warga negara biasa yang tidak terbatas pada individu yang terkena sanksi, sudah berulang kali dilakukan Fedorov.
Baca juga: Jaringan Internet Eropa Dikabarkan Sempat Terguncang oleh Serangan Peretas Rusia
Terlepas dari dukungan internasional yang ditunjukan untuk Ukraina, permintaan Fedorov umumnya disambut dengan penolakan oleh perusahaan besar cryptocurrency.
Binance dan Kraken merupakan salah satu contohnya yang menolak permintaan tersebut, kecuali untuk intervensi dalam bentuk sanksi yang dikeluarkan pemerintah.